TVDesa – Majalengka : Pisang Apuy, buah lokal khas Majalengka, kini semakin mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Sebagai upaya pelestarian dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Majalengka berencana membagikan 200 ribu bibit pisang Apuy secara gratis kepada warga Desa Argamukti, Kecamatan Argapura.
Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari penetapan pisang Apuy sebagai varietas lokal Majalengka pada akhir Mei 2024. “Dengan adanya sertifikasi ini, kita memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan pisang Apuy menjadi komoditas unggulan daerah,” ujar Dedi saat ditemui di Pendopo Bupati, Sabtu (27/7/2024).
Kenapa Pisang Apuy Istimewa?
Pisang Apuy memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan jenis pisang lainnya. Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya yang khas, membuatnya sering disebut mirip seperti kue bolu. Namun, yang paling unik adalah aroma sereh yang samar-samar tercium pada buahnya. Kombinasi rasa dan aroma inilah yang membuat pisang Apuy begitu digemari.
Selain memiliki cita rasa yang lezat, pisang Apuy juga memiliki potensi ekonomi yang sangat menjanjikan. Dengan adanya program pembagian bibit gratis ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi pisang Apuy dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
“Kami optimistis pisang Apuy bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat, terutama para petani. Selain dikonsumsi segar, pisang Apuy juga bisa diolah menjadi berbagai produk turunan seperti keripik, selai, atau bahkan dijadikan bahan baku pembuatan kue,” tambah Dedi.
Tantangan dan Solusi
Meskipun memiliki potensi yang besar, pengembangan pisang Apuy juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan lahan pertanian. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan, baik di depan maupun belakang rumah, untuk menanam pisang Apuy.
Selain itu, pemerintah juga akan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka (Unma) dan Kementerian Pertanian untuk memberikan pendampingan teknis kepada para petani. Pendampingan ini meliputi pemilihan bibit unggul, teknik penanaman yang tepat, hingga penanganan pasca panen.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan pisang Apuy dapat menjadi ikon baru Kabupaten Majalengka. Tidak hanya sebagai komoditas unggulan, namun juga sebagai salah satu daya tarik wisata yang unik. “Kami ingin pisang Apuy menjadi kebanggaan masyarakat Majalengka dan dikenal oleh masyarakat luas,” pungkas Dedi.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.