TVDesa – Semarang : Potensi wisata desa di Jawa Tengah memang luar biasa. Dengan jumlah mencapai 856 desa wisata, Jawa Tengah memiliki kekayaan budaya dan alam yang siap dieksplorasi. Namun, untuk menggali potensi tersebut secara maksimal, dibutuhkan sentuhan khusus, terutama dari kalangan akademisi.
“Kita punya 856 desa wisata, itu angka yang sangat besar. Tapi, tidak semua aktif. Ada sekitar 600-an yang masih berjalan,” ungkap Riyadi Kurniawan Adhyatma dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, usai menghadiri Focuss Group Discussion (FGD) tentang “Dinamika Perkembangan Desa Wisata di Jawa Tengah”, Selasa (23/7/2024)..
Riyadi menambahkan, meski tidak semuanya aktif, beberapa desa wisata di Jawa Tengah telah menorehkan prestasi membanggakan. Tiga desa wisata dari Jawa Tengah berhasil masuk 50 besar Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Bahkan, Kampung Singkong di Salatiga berhasil meraih penghargaan ASEAN Sustainable Tourism.
Namun, di balik prestasi tersebut, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan generasi Z. “Generasi Z ini punya ekspektasi yang berbeda terhadap wisata,” ujar Haryo Perwito, SE, MA-TRM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis SCU.
Menurut Haryo, generasi Z menginginkan pengalaman wisata yang unik, autentik, dan terhubung dengan alam. Selain itu, mereka juga sangat melek teknologi. “Desa wisata harus menyediakan fasilitas yang memadai, seperti koneksi internet yang stabil dan spot-spot menarik untuk berfoto,” tambahnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pengelola desa wisata. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan keuangan sebesar Rp18,5 miliar untuk 181 desa wisata. Bantuan ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana, serta pengembangan sumber daya manusia.
Peran Akademisi
Akademisi juga memiliki peran penting dalam pengembangan desa wisata. Melalui penelitian dan pengabdian masyarakat, akademisi dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan daya tarik desa wisata.
“Kami melihat ada gap antara desa wisata dengan kebutuhan generasi Z. Oleh karena itu, kami berupaya untuk menjembatani gap tersebut,” ujar Drs Andreas Pandiangan MSi, Kepala Pusat Studi Desa dan Kawasan SCU.
Pengembangan desa wisata di Jawa Tengah merupakan upaya yang sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, desa wisata di Jawa Tengah dapat menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan.
Team Admin TV Desa News – Jakarta