Home / Opini

Rabu, 25 Agustus 2021 - 14:07 WIB

Agro Banaran Makmur : Ketahanan Pangan Lokal

Thomas St - Penulis

TV Desa – Klaten : Ketahanan pangan adalah persoalan klasik yang tidak kunjung terpecahkan. Setiap tahun pemerintah selalu mengimpor bahan pokok dari luar negeri, entah itu beras, bawang, cabe, kedelai, dll. Kekurangan stock sering dijadikan alasan pembenaran untuk pengadaan import. Akibatnya, harga jual panen bahan pokok terjun bebas dan petani pun hanya bisa meratapi nasibnya.

Banaran adalah sebuah desa yg berada di kecamatan Delanggu, kabupaten Klaten. Pekarangan atau halaman masyarakat desa masih luas dan bisa ditanami untuk kegiatan produktif. Namun, sayangnya pekarangan luas itu dibiarkan saja dan ditumbuhi semak belukar. Tidak ada nilai produktivitas atas pekarangan yg luas itu.

Sebagai seorang pendamping lokal desa, saya, Thomas Sutana, melihat  pekarangan yang kosong itu sebagai potensi yg bisa diberdayakan. Saya ajak ibu-ibu warga dukuh Pucangan, desa Banaran untuk memanfaatkan pekarangan yang kosong. Ajakan saya pun disambut dengan penuh semangat. Ada sekitar 20 ibu-ibu yang siap bekerja dan mengubah pekarangan untuk lahan budi daya sayur.

Baca Juga |  Retaknya Hubungan Rumah Tangga Kerap Dipicu oleh Kurangnya Perhatian Terhadap Pasangan

Ada 3 lahan pekarangan yg akan digarap sebagai kebun sayur. Untuk mengolah lahan, ibu-ibu minta tolong bapak-bapak untuk mencangkul tanah agar jadi gembur. Selebihnya, semua persiapan dikerjakan oleh anggota dari pemasangan mulsa hingga menanam benih. Dari 3 lahan yang ada, bisa ditanami sekitar 1000 pohon cabe, 100 pohon tomat dan 100 pohon terong.

Saat ini kelompok pemberdayaan masyarakat Agro Banaran Makmur telah memasuki usia hampir 2 tahun. Hasil panennya pun bisa dirasakan oleh warga desa sekitar. Mereka tidak perlu membeli sayuran ke pasar, cukup datang ke kebun sayur dengan harga yang sama. Jika ada warga desa yang tidak mampu membeli, diperbolehkan untuk mengambil secukupnya.

Baca Juga |  Catatan Sarapan SDGs “Membaca Hasil SDGs Desa Tujuan 9. Infrastruktur dan Inovasi Desa | eps 252”.

Bu Sastro, ketua Agro Banaran Makmur, rajin merawat ke kebun sayur untuk menyiram atau memberikan pupuk. Anggotanya pun terjadwal secara rapi untuk melakukan perawatan kebun sayur. Dengan modal mandiri yang mencapai sekitar 6 juta rupiah, Agro Banaran Makmur masih berjalan.

Untuk perkembangan kelompok pemberdayaan ini, perlu ada dukungan dari pemerintah desa, bisa berupa alokasi dana atau dukungan moral. Dukungan ini akan memberikan amunisi semangat bagi para anggota. Jangan sampai Agro Banaran Makmur berhenti di tengah jalan. Saat ini, meskipun baru langkah kecil, Agro Banaran Makmur telah mampu menciptakan ketahanan pangan lokal untuk masyarakat sekitar.

 

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 61 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Opini

Keripik Ubi Desa Cilembu: Cita Rasa Lokal yang Terkendala Kemasan

Opini

Peran Strategis Pengawas dalam Kemajuan BUM Desa

Opini

Gamifikasi dalam LMS: Meningkatkan Motivasi dan Engagement Aparatur Desa dalam Pelatihan
Ilustrasi by Ketut Subiyanto | Pexels

Opini

Mengenal Lebih Dekat Metode Baca Cepat dan Manfaatnya dalam Pembelajaran Berbasis LMS

Opini

Tantangan dan Solusi Membangun Desa Tertinggal Melalui Pendampingan Desa

Opini

Pentingnya Sumur Bor Untuk Kebutuhan Air Desa

Opini

Pentingnya TPQ dan Madarasah di Tengah Masyarakat Desa

Opini

BUM Desa Harus Dikelola Dengan Tatakelola yang Baik