TV Desa – Ambon : Kemolekan Pulau Ambon selalu menjadi daya tarik bagi para pelancong. Teluknya yang indah permai dengan air laut yang bening, berpadu dengan langit yang membiru, menjadikannya inspirasi bagi para penyair dan musisi untuk menciptakan lagu dan syair.
Namun kini, ketika kita memasuki Kota Ambon dari arah teluknya, akan kita dapati titik-titik permukiman yang berada di sepanjang pesisir pantai yang terlihat kumuh. Hampir semua bangunan rumah permukiman penduduk terlihat bagian belakangnya menghadap ke arah pantai. Kesan kotor dan kumuh dipertegas dengan fakta, semua limbah rumah tangga langsung dilepas ke laut, termasuk kotoran manusia.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah melakukan upaya peningkatan kualitas permukiman lewat pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala lingkungan sejak 2015-2019 lalu.
Sempat terhenti, program revitalisasi kawasan permukiman kumuh kembali digeber Pemkot Ambon. Dan wilayah yang digarap kali ini adalah kelurahan Wainitu, Desa Nusaniwe, ditandai dengan dilakukannya peletakan batu pertama oleh Walikota Ambon Richard Louhenapessy (3/9) di Taman Wainitu yang telah diresmikan pada 2 tahun lalu.
“Kita akhirnya bahagia program ini bisa kembali berjalan, dan diharapkan dengan pembenahan kawasan permukiman padat penduduk di kelurahan Wainitu ini, membuat wajah kota Ambon menjadi bersih dan terlihat cantik,” ungkap Richard Louhenapessy, Jum’at (3/9), “Nanti rumah-rumah yang kumuh itu dirubah, dikonsep belakang rumah menjadi teras, bagian depan. Sehingga bagian asesoris yang menarik buat orang masuk dari situ.“
Louhenapessy menyebutkan bahwa kawasan ini sudah diresmikan oleh Menteri Keuangan (Sri Mulyani, red) pada 2 tahun yang lalu, namun belum rampung pengerjaannya. Dan dirinya mengakui tidak mengetahui bahwa pengelolaannya sudah diserahkan kepada pemerintah Kota Ambon.
“Saya juga, aduh, saya mohon ma’af, saya samasekali tidak pernah tahu bahwa itu sudah diserahkan kepada pemerintah kota,” ujar Louhenapessy.
“Waktu kemarin diberitahukan bahwa akan dilakukan peletakan batu pertama, saya datang saya kaget, sekarang ini taman yang begitu indah, itu kenyataannya seperti mati segan hidup pun tak mau,” lanjutnya. “Akhirnya saya rapat kilat dengan seluruh staf, saya bilang semua yang terkait harus terlibat untuk itu. Akhirnya hari ini kan betul-betul dia punya harapan baru lagi untuk kita untuk dinas lingkungan hidup.”
Menurut Louhenapessy pihaknya sudah meminta kepada pihak Dinas PUPR Kota Ambon untuk menyiapkan penerangan di kawasan ini, dan Pos Pengamanan Satpol. PP juga segera dibangun. Selanjutnya pihak Kominfo akan menyiapkan jaringan Wi-Fi untuk memberikan akses internet kepada warga secara gratis dan bebas.
Dirinya mengapresiasi dukungan dan support dari masyarakat Wainitu yang telah menyerahkan hak-hak tanahnya untuk bisa dipakai sebagai akses untuk program ini.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kota Ambon, Rustam Simanjuntak menyebutkan, dewasa ini permasalahan mendasar yang dihadapi oleh perkotaan adalah meningkatnya kepadatan permukiman, meningkatnya kebutuhan pelayanan dasar, dan meningkatnya kebutuhan atas rumah yang layak dan terjangkau. Ketidaksiapan kota dalam menghadapi permasalahan tersebut sangat berpotensi menimbulkan munculnya permukiman kumuh baru, dan semakin sulitnya kota dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Rustam Simanjuntak: “Seperti yang dilakukan di kawasan Wainitu saat ini, akan ada kegiatan pembangunan yang dilakukan, guna meningkatan kualitas permukiman kumuh di kawasan ini, yang tentunya diharapkan secara signifikan akan berpengaruh langsung terhadap indikator-indikator kumuh sehingga dapat menyelesaikan permasalahan kumuh Kawasan Wainitu.”
Sesuai dengan SK Walikota Ambon Nomor 375 Tahun 2020 tentang Penetapan lokasi kumuh di Kota Ambon, luas kawasan kumuh di Kota Ambon adalah sebesar 159,51 Ha. Salah satunya berada di Kelurahan Wainitu, Waihaong, dan Silale, yakni 7,58 Ha.
Luasan saat ini merupakan hasil dari pengurangan kawasan kumuh pasca penanganan sejak tahun 2015-2019, lewat pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala lingkungan, yang sebelumnya total luasan kumuh dari ketiga kelurahan ini adalah 15,62 hektare.
Berdasarkan informasi dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Maluku, saat ini telah ditandatangani Kontrak dengan PT. Nailaka Indah sebagai pemenang lelang dari paket pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kawasan Wainitu, dengan nilai kontrak kurang lebih sebesar 11,5 milyar rupiah.
Lewat kegiatan ini akan dibangun berbagai sarana dan prasarana di Kelurahan Wainitu, Waihaong, dan Silale, antara lain pekerjaan jalan di belakang RTP dengan panjang 378 meter, drainase sepanjang 385 meter, drainase dan trotoar di Waihaong – Silale sepanjang 1.279 meter, jembatan kayu sepanjang 103 meter, trotoar Christiani Centre sepanjang 300 meter, dan pekerjaan-pekerjaan pendukung lainnya, seperti PJU dan sarana penunjang RTP.
Anggaran pembangunan kawasan Wainitu ini sendiri bersumber dari dana Loan/Pinjaman World Bank. Dan melalui APBD Kota Ambon Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Ambon telah dianggarkan dana Rp1.479.500.000,- untuk pembangunan facade 23 unit, pembangunan tangki septik individual 23 Unit. Adanya refocusing anggaran, realisasi di tahun ini hanya pembangunan facade 17 unit, dengan total Anggaran Rp.850.000.000,-
Setelah pengerjaan revitalisasi kawasan kumuh kelurahan Wainitu selesai, direncanakan kawasan kumuh berikut yang akan digarap adalah kelurahan Kapaha.*
Activity:
•Reporter •Advocate (Kandidat Notaris PPAT) •Konsultan Pendidikan El-Hikam Consultant Center (Overseas Education Link – ECC Indonesia) •Lecturer
Experience:
•Reporter & News Anchor TVRI •Medical Reps. Eisai Indonesia •HRD Metro Selular Nusantara
***
“Hidup adalah petualangan yang berani atau tidak sama sekali.” – Helen Keller