TV Desa – Bone : Apa hubungan Bantuan Langsung Tunai (BT) Dana Desa dengan pengurangan limbah plastik ? Pemerintah Desa Poleonro di Sulawesi Selatan punya jawabannya. Seperti apa ?
Trik Pemerintah Desa Poleonro, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone menangani limbah plastik di wilayahnya bisa dijadikan inspirasi. Mereka memanfaatkan moment penyaluran BLT Dana Desa untuk mengajak warganya berpartisipasi mengurangi pencemaran lingkungan. Caranya, para keluarga penerima manfaat BLT yang berjumlah 84 kk, diwajibkan menyetor limbah plastik ke bank sampah setempat sebelum penyaluran BLT dilakukan.
“Ide ini muncul dari Bapak Kepala Desa (Hardi Buhaerah S.Sos-red) sejak tahun lalu dan sudah disepakati oleh semua penerima BLT,” jelas Erniati, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Poleonro sekaligus pembina bank sampah. Untuk meringankan para penerima BLT Dana Desa, tambahnya, mereka diberi kemudahan menyetor setiap tiga empat bulan sekali dengan berat rata-rata antara dua sampai tiga kilogram.
“Artinya, sekali penyetoran bisa terkumpul ratusan kilogram limbah plastik. Bisa dibayangkan, jika dibiarkan sampah plastik sebanyak itu berserakan, betapa terganggunya lingkungan kita akibat pencemaran. Itulah cara kami mengedukasi masyarakat untuk ikut peduli terhadap kebersihan lingkungan,” jelas Erni yang juga penggerak Program Kampung Iklim di Desa Poleonro.
Selain membantu mengurangi limbah plastik di alam, para KPM BLT Dana Desa di Desa Poleonro juga berpeluang menambah pendapatan. Pasalnya, pengelola Bank Sampah Kampung Hijau Desa Poleonro tetap mendaftarkan mereka sebagai nasabah. Sekilo sampah plastik dihargai antara Rp. 500 s.d Rp. 1.500, sesuai jenis sampah plastik yang disetor.
Terhadap limbah plastik yang terkumpul, pihak pengelola bank sampah menerapkan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan ulang dan mendaur ulang. Sesuai pantauan TV Desa News, sebagian dari limbah plastik tersebut dimanfaatkan menjadi media tanam, dan aksesoris taman pada Kebun Holtikultura Bersama di pekarangan bank sampah. Sebagian lagi diolah menjadi barang kerajinan dan biji plastik. Sisanya dijual ke pengepul. ***

Penggiat Desa dan Kampung Iklim di Bone Sulawesi Selatan
” Jangan Wariskan Air Mata Kepada Anak Cucu Kita tetapi Wariskan lah Mata Air “