TVDesa – Solok : Malam itu, suasana di Mami Hotel Kota Solok terasa berbeda. Sejumlah warga Nagari Sungai Jambur tampak serius menyimak paparan tentang pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Bukan sekadar rapat biasa, acara ini adalah ajang untuk memompa semangat para pengelola BUMNag Sinar Jaya agar bisa bertransformasi menjadi pengusaha sejati.
“Masalah bagi orang, uang bagi kita,” celetuk Yusrizal, TPP Kabupaten Solok, disambut gelak tawa peserta. Kalimat sederhana itu seketika membakar semangat para peserta untuk melihat potensi bisnis di balik BUMNag.
Bayangkan saja, sebuah usaha yang awalnya mungkin hanya sekadar ide kecil-kecilan dari warga desa, kini dituntut untuk dikelola secara profesional. Peraturan baru tentang BUMNag mengharuskan pengelolaannya yang lebih serius, layaknya perusahaan swasta.
“Dulu, BUMNag mungkin lebih santai. Sekarang, kita harus serius. Ada gaji, ada tunjangan, tapi tentu saja ada tanggung jawab yang harus dipikul,” ujar Yusrizal.
Para peserta pun diajak untuk menggali lebih dalam tentang potensi bisnis yang bisa dikembangkan oleh BUMNag Sinar Jaya. Materi tentang pemilihan usaha yang tepat dan sesuai dengan kondisi Nagari Sungai Jambur menjadi sorotan utama.
“Harapannya, BUMNag Sinar Jaya ini bisa terus berkembang dan menjadi sumber pendapatan bagi nagari,” tambah Yusrizal.
Tidak hanya Yusrizal, narasumber lain seperti Ade Putra, SP.d juga memberikan materi yang sangat bermanfaat. Ia membahas pentingnya kelengkapan administrasi BUMNag, mulai dari Anggaran Dasar hingga Surat Keputusan kepengurusan. Semua harus disusun secara rapi dan benar agar BUMNag bisa berjalan dengan baik.
“Dengan kelengkapan administrasi yang baik, kita bisa segera mengakses dana yang telah dialokasikan oleh pemerintah nagari. Dan yang terpenting, BUMNag Sinar Jaya bisa segera menjalankan kegiatan usahanya,” tegas Ade.
Selama dua hari penuh, para peserta mengikuti pelatihan dengan antusias. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu tentang pengelolaan bisnis, tetapi juga menjalin networking dengan sesama pengelola BUMNag.
Belajar itu tak kan mengenal waktu,jarak,usia ..semua nya bisa dijadikan sumber ilmu,”Alam Takambang dijadikan Guru “demikian pepatah Minangkabau. Motto seorang pemberdaya adalah semua guru dan semua murid….belajar menerima sebuah kenyataan “