TVDesa – Purbalingga : Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, atau yang akrab disapa Mbak Tiwi, langsung ke sawah nih! Hari Rabu (14/08) kemarin, beliau ngobrol bareng para petani di Kecamatan Kaligondang. Bukan cuma dengerin curhat soal hama dan irigasi, Mbak Tiwi juga punya misi besar: mengajak generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian.
“Jadi petani itu keren lho, guys!” seru Mbak Tiwi saat membuka acara. “Tapi sayangnya, anak muda sekarang kurang tertarik jadi petani. Padahal, masa depan pertanian kita ada di tangan mereka.”
Kenapa sih penting banget ngajak anak muda bertani? Soalnya, dalam 10-20 tahun ke depan, banyak petani yang bakal pensiun. Kalau nggak ada penerus, siapa yang mau nanem padi, jagung, atau sayur buat kita makan?
“Makanya, saya minta setiap desa bikin kelompok tani milenial. Selain ada kelompok tani dan kelompok wanita tani, kita butuh juga kelompok tani muda yang punya ide-ide segar,” tegas Mbak Tiwi.
Masalah Petani dan Solusinya
Para petani di Kaligondang punya banyak keluhan, mulai dari hama wereng cokelat dan tikus, banjir, sampai kekurangan air. Tapi tenang aja, Mbak Tiwi punya solusinya.
Untuk masalah irigasi, Mbak Tiwi janji bakal lanjutin proyek irigasi Slinga yang lagi dibangun. “Nanti, setelah irigasi Slinga jadi, kita bakal bangun jaringan irigasi yang lebih kecil-kecil,” katanya.
Terus, buat para petani yang butuh alat pertanian dan modal, pemerintah daerah punya program bantuan dana hibah. “Tinggal bikin proposal aja, nanti kita bantu,” kata Mbak Tiwi.
Eh, kok gampang ya?
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.