TVDesa – Bandung : Jawa Barat, yang kerap kali menjadi sorotan karena tingginya kasus korupsi, kini memiliki secercah harapan. Desa Cibiru Wetan, sebuah desa di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, berhasil menepis stigma negatif tersebut. Desa ini justru menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa kecil bisa menjadi benteng kokoh melawan praktik korupsi yang merajalela.
Berdasarkan data Indonesia Corruption Watch (ICW), kasus korupsi di tingkat desa di Indonesia memang sangat mengkhawatirkan. Dana desa, yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, justru kerap kali disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Namun, Desa Cibiru Wetan berhasil membuktikan bahwa hal itu tidak selalu terjadi.
Transformasi Menuju Desa Antikorupsi
Apa yang membuat Desa Cibiru Wetan begitu istimewa? Kuncinya terletak pada komitmen bersama seluruh perangkat desa untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan. Kepala Desa Cibiru Wetan, Hadian Supriatna, mengatakan bahwa perubahan dimulai dari kesadaran diri. “Kami menerapkan berbagai indikator antikorupsi yang dianjurkan oleh KPK, seperti keterbukaan informasi publik dan penolakan terhadap suap,” ujarnya.
Keterbukaan informasi publik menjadi salah satu pilar penting dalam upaya pencegahan korupsi di Desa Cibiru Wetan. Seluruh warga desa dapat dengan mudah mengakses informasi terkait anggaran desa, proyek pembangunan, dan berbagai kegiatan lainnya melalui media sosial dan papan pengumuman. Selain itu, desa ini juga menerapkan sistem pelayanan yang gratis tanpa pungutan biaya.
BUMDes Jadi Sumber Pendapatan Utama
Uniknya, Desa Cibiru Wetan tidak terlalu bergantung pada dana desa sebagai sumber pendapatan utama. Desa ini memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang cukup beragam, mulai dari penyedia jasa internet hingga pengelolaan desa wisata. Pendapatan dari BUMDes ini kemudian digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan di desa.
“Dengan adanya BUMDes, kami bisa lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada anggaran dari pemerintah pusat,” ungkap Hadian.
Upaya Desa Cibiru Wetan dalam memberantas korupsi mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga merasa lebih nyaman dan percaya dengan pemerintahan desa. Mereka juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan desa.
“Warga senang karena tidak ada lagi pungutan liar. Mereka merasa lebih dihargai dan diperlakukan secara adil,” tambah Hadian.
Harapan untuk Masa Depan
Keberhasilan Desa Cibiru Wetan dalam memberantas korupsi menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Jawa Barat, bahkan di seluruh Indonesia. Hadian berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan lebih kepada desa-desa yang ingin mengikuti jejak Desa Cibiru Wetan.
“Kami berharap ada program replikasi dari pemerintah daerah agar semakin banyak desa yang bisa bebas dari korupsi,” pungkasnya.
Kisah sukses Desa Cibiru Wetan membuktikan bahwa pemberantasan korupsi di tingkat desa bukanlah hal yang mustahil. Dengan komitmen dan kerja sama yang baik, setiap desa memiliki potensi untuk menjadi desa yang bersih dan bebas dari korupsi.

Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.