TVDesa – Sleman : Pernah bayangkan bagaimana caranya agar desa kita siap menghadapi segala macam bencana, termasuk krisis air bersih? Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, punya jawabannya! Dengan konsep “Desa Tangguh Bencana”, desa ini telah menjadi contoh inspiratif dalam upaya mitigasi bencana, khususnya terkait krisis air.
Kunjungan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, ke Sekolah Air Hujan Banyu Bening di desa ini semakin menguatkan posisi Sardonoharjo sebagai role model. Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Mutiara Banyu Langit, yang berada di Tempursari RT 02 RW 27, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman-DIY ini, telah berhasil menerapkan konsep pengelolaan air hujan secara mandiri dan berkelanjutan.
Apa itu Desa Tangguh Bencana?
Desa Tangguh Bencana adalah sebuah konsep yang menekankan pada kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Konsep ini tidak hanya fokus pada aspek teknis seperti pembangunan infrastruktur, tetapi juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
Kunci Sukses Desa Sardonoharjo
Salah satu kunci sukses Desa Sardonoharjo adalah kolaborasi lintas sektor yang kuat. Pentahelix, yang terdiri dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa, bekerja sama untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana.
“Pencegahan dan penanganan bencana itu bukan pekerjaan satu orang atau satu lembaga,” ujar Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto. “Kita semua harus bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.”
Konsep 5M: Rahasia Kemandirian Air
Konsep 5M yang diperkenalkan oleh Ketua Yayasan Mutiara Banyu Langit, Hj. Sri Wahyuningsih, menjadi pilar utama dalam pengelolaan air di Desa Sardonoharjo. 5M meliputi menampung, mengelola, minum, mandiri, dan menabung air hujan.
Dengan menerapkan konsep ini, masyarakat Desa Sardonoharjo tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, tetapi juga telah berhasil mengatasi masalah banjir saat musim hujan.
Ancaman Krisis Air di Indonesia
BMKG telah memberikan peringatan dini mengenai ancaman krisis air bersih akibat perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan yang ekstrem dan peningkatan kebutuhan air di perkotaan menjadi faktor utama penyebab krisis ini.
“Krisis air bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi,” kata Hj. Sri Wahyuningsih. “Oleh karena itu, kita harus bertindak sekarang sebelum semuanya terlambat.”
Kisah sukses Desa Sardonoharjo mengajarkan kita bahwa dengan kesadaran dan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi masalah krisis air. Beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah:
- Pentingnya kolaborasi lintas sektor
- Konsep pengelolaan air yang berkelanjutan
- Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan
Nobody Perfect
and I am Nobody