Mojokerto [DESA MERDEKA] – Desa Gading, yang selama ini dikenal sebagai sentra pisang Cavendish, kini tengah merintis usaha baru yang tak kalah menjanjikan: budidaya cabai jamu. Komoditas herbal ini dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian warga.
Langkah awal untuk mengembangkan budidaya cabai jamu telah dimulai dengan pelatihan pembibitan yang diikuti oleh belasan warga Desa Gading. Pelatihan ini menghadirkan kelompok tani dari Jember yang sudah berpengalaman dalam budidaya cabai jamu.
“Warga sangat antusias mengikuti pelatihan ini,” ujar Kepala Desa Gading, Shodiq. “Mereka melihat potensi besar dari cabai jamu ini, apalagi harganya cukup menjanjikan.”
Dari Pisang Cavendish ke Cabai Jamu
Dengan adanya diversifikasi komoditas, Desa Gading diharapkan semakin menarik minat wisatawan. “Kami sudah punya event pisang Cavendish, sekarang dengan adanya cabai jamu, potensi wisata desa kami semakin beragam,” tambah Shodiq.
Cabai jamu, yang juga dikenal sebagai cabai Jawa, memang tengah naik daun. Tanaman herbal ini banyak digunakan sebagai bahan baku jamu tradisional dan memiliki permintaan pasar yang tinggi, bahkan hingga ke luar negeri.
Potensi Ekonomi yang Menjanjikan
Ustad Mashuri, Kasi Kesejahteraan Desa Gading, menjelaskan bahwa harga jual cabai jamu kering bisa mencapai Rp 80.000 per kilogram. “Ini tentu menjadi kabar baik bagi petani,” ujarnya.
Selain pelatihan teori, warga juga akan mendapatkan pelatihan praktik penanaman dan perawatan cabai jamu. Pihak desa akan bekerja sama dengan kelompok tani dari Jember untuk menyusun SOP penanaman yang sesuai dengan kondisi di Desa Gading.
Pemerintah Desa Gading memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan budidaya cabai jamu ini. Selain mengadakan pelatihan, pemerintah desa juga akan memfasilitasi pemasaran hasil panen para petani.
“Kami berharap budidaya cabai jamu ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Gading,” pungkas Shodiq.
Redaksi TV Desa News adalah akun Team Redaksi di Kantor Pusat TV Desa News