Home / Kabar Daerah

Sabtu, 7 Desember 2024 - 13:50 WIB

Festival Kaloli: Warisan Budaya Bantaeng yang Bersinar di Ulang Tahun ke-770

Hasan Habibu - Penulis

TVDesa – Bantaeng : Dalam suasana meriah memperingati Hari Jadi ke-770, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menggelar festival kaloli. Makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan dan dibungkus daun nipah ini bukan hanya sekedar kuliner, tetapi juga mengandung nilai sejarah dan budaya yang mendalam.

Kaloli, dengan bentuk ujungnya yang menyerupai passapu (topi adat Bugis Makassar), melambangkan ikatan kekerabatan yang kuat di antara masyarakat Bantaeng. Makanan ini dipercaya telah ada sejak zaman Kerajaan Gantarangkeke dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Bantaeng.

“Kaloli bukan hanya makanan, tapi juga cerminan sejarah dan budaya kita,” ujar Zainal, salah satu juri lomba kaloli. “Festival ini adalah upaya kita untuk melestarikan warisan leluhur dan memperkenalkan kekayaan budaya Bantaeng kepada dunia.”

Penilaian penataan dan keindahan kaloli oleh tim juri

Kabupaten Bantaeng yang memiliki sebutan Butta Toa, melalui Dinas Pariwisata setempat, merasa perlu membuat Festival kaloli yang telah dimulai 2 hari sebelum puncak perayaan hari jadi Bantaeng, yang jatuh pada tanggal 7 Desember setiap tahunnya. Kaloli yang masih dioleh secara tradisional dengan dibungkus daun nipah atau enau ini, merupakan makanan khas masyarakat sulawesi selatan khususnya di Bantaeng. Mempunyai tekstur mirip dengan lontong, Kaloli ini akan terasa sangat enak dinikmati bersama pasangan lauknya yaitu gagape, olahan daging ayam kampung yang dimasak bersama kelapa parut sangrai.

Baca Juga |  17 Desa di Pandeglang Resmi Jadi Destinasi Wisata Baru
Kaloli & Gagape
Lebih dari Sekadar Makanan

Selama festival yang berpusat di Anjungan pantai seruni Kecamatan Bantaeng, ribuan kaloli dengan berbagai bentuk dan ukuran dipamerkan. Tidak hanya itu, berbagai kegiatan budaya lainnya juga digelar, seperti parade budaya, tarian massal, dan pameran kerajinan tangan.

Salah satu yang menarik perhatian adalah keberadaan Panca Lasuji, rumah panggung mini yang beratapkan dan berdinding kaloli. Setiap desa membawa Panca Lasuji yang dihias dengan berbagai hasil pertanian khas daerahnya. Ini menjadi ajang promosi potensi pertanian sekaligus memperkenalkan keunikan budaya masing-masing desa.

Baca Juga |  Kreativitas Tanpa Batas: Kerajinan Rotan Kampung Pepas Eheng, Harta Karun dari Hutan Kalimantan
Potensi Pariwisata

Festival kaloli tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan. Dengan mengangkat kearifan lokal dan keindahan alam Bantaeng, festival ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 54 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Daerah

Pemkab Halsel Alokasikan Rp 44,831 Miliar, Bangun Jalan Penghubung Sejumlah Desa

Kabar Daerah

Sampah Jadi Berkah: Mahasiswa UNNES Ajar Warga Desa Kenteng Buat Pupuk Organik

Kabar Daerah

2.200 Mahasiswa Unand Siap Berkarya di Nagari, Gubernur Sumbar Lepas KKN Tematik

Kabar Daerah

Pengurus Baru FTBM Jateng Siap Gebrak Literasi di Jawa Tengah

Kabar Daerah

Gubernur Mahyeldi Dorong Nagari Koto Dalam Barat Jadi Model Pembangunan di Sumbar

Kabar Daerah

Ende Lantik Pj. Kepala Desa Baru untuk Tana Li dan Zozozea

Kabar Daerah

Kades di Gunung Kaler Diajak Jaga Kondusifitas saat Tahun Baru

Kabar Daerah

Sulteng Dorong Desa Digital untuk Hadapi Era Modern