TVDesa – Limapuluh Kota : Festival Maek, yang akan digelar pada 17-20 Juli 2024 di Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, semakin semarak dengan semangat gotong royong dan kolaborasi masyarakat. Jelang perhelatan akbar ini, warga Jorong Koto Tangah bahu membahu membersihkan rute menuju area festival, demi kenyamanan para pengunjung dan tamu.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan penuh masyarakat terhadap Festival Maek,” ujar Wali Nagari Maek, Efrizal Hendri Dt Patiah, pada Selasa (16/7/2024). “Baik Niniak Mamak, Cadiak Pandai, jajaran pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat Maek sangat antusias menyambut festival ini.”
Meskipun sempat terjadi friksi di awal persiapan, semangat kolaborasi berhasil menguatkan kekompakan masyarakat. “Intinya, kita semua mendukung festival ini demi kemajuan bersama,” tegas Efrizal.
Festival Maek digagas sejak lama oleh anak nagari Maek. Dimulai dari Focus Discussion Group (FGD) pada Juli 2023, mereka sepakat untuk mengadakan festival guna mempromosikan potensi wisata dan budaya Maek, tak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.
Semangat kolaborasi tak hanya terlihat dalam persiapan, tetapi juga dalam pertunjukan. Anak nagari Maek akan menampilkan berbagai kesenian tradisional, seperti ‘Rabab Maek’, dipadukan dengan sentuhan kontemporer melalui kolaborasi dengan komposer dan koreografer ternama dari Indonesia, Jerman, dan Australia.
Sendi Oryzal, Jefriandi Usman, Bianca Sere Pulungan, dan Janette Hoe, akan berkolaborasi dengan 20 anak nagari Maek dalam sebuah pertunjukan bertajuk “MASA”. Karya seni ini akan menjadi highlight pada malam pembukaan dan penutupan festival.
“Festival Maek ini memang dirancang untuk melibatkan anak nagari secara aktif, mulai dari perencanaan, konsep, hingga pertunjukan,” jelas Direktur Festival Maek, Donny Eros, saat diwawancarai pada Selasa (16/7/2024). “Kami ingin festival ini tumbuh dari bawah, bukan dipaksakan dari atas.”
Lebih dari sekadar perayaan, Festival Maek menjadi wadah pertukaran budaya antar komunitas lokal, serta interaksi budaya dan ilmu pengetahuan antara masyarakat Maek dengan para fasilitator dari luar daerah.
Eros menekankan pentingnya pelibatan komunitas lokal dalam festival, terutama yang berkaitan dengan cagar budaya. “Cagar budaya di negara-negara berkembang sering terabaikan, kalah pamor dengan cagar budaya di negara maju. Hal ini disebabkan oleh bias dalam penilaian nilai penting cagar budaya,” tuturnya.
“Biasanya, nilai penting cagar budaya ditentukan secara top-down, mengabaikan suara komunitas lokal pemilik cagar budaya,” imbuhnya. “Festival Maek hadir untuk melawan stigma ini dan mengangkat nilai-nilai budaya lokal Maek ke kancah internasional.”
Selain pertunjukan “MASA”, Festival Maek selama 4 hari akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan budaya dari berbagai kabupaten di Sumbar dan provinsi lain di Indonesia. Pengunjung akan disuguhkan dengan gamelan dari Gamelan Kalatidha (Jawa Tengah), pertunjukan seni rupa dari Riau yang menceritakan kisah Candi Muara Takus, serta berbagai kesenian tradisional Minangkabau seperti Sirompak Taeh, Dikia Pano, Tari Togah, dan Ulu Ambek.
Festival Maek 2024: Perpaduan tradisi dan modernitas, semangat gotong royong, dan kolaborasi lintas budaya, siap menyambut para pecinta budaya dan wisatawan dari seluruh penjuru dunia.
Informasi penting:
Tanggal: 17-20 Juli 2024
Lokasi: Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat
Acara: Pertunjukan budaya, seni kolaboratif, pertukaran budaya, dan masih banyak lagi!
Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kemeriahan Festival Maek!