Home / Kabar Pusat

Rabu, 10 November 2021 - 02:05 WIB

“ICW: Tahun 2021 Aparat Desa adalah Aparat Paling Korup” Bagian #1

Ahmad Ghufron, ST. - Penulis

TV Desa – Semarang: Setiap Kantor Desa  sudah banyak  terpasang baliho  transparansi pengelolaan keuangan desa, hal ini sesuai dengan amanah undang – undang untuk dipublikasikan, sayangnya masih banyak tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh oknum perangkat desa, di satu sisi ada upaya melakukan transparansi dan akuntablitas, tapi di sisi lain tingkat korupsi di desa  masih tinggi, hal ini dinyatakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) bahwa tahun 2021 aparat desa adalah aparat paling ‘korup’. Hal ini disampaikan oleh moderator dalam pembukaan acara Zoom meting “Kajian Desa Bareng Iwan” episode #31. (9/11)

Acara yang diprakarsai desapidia.id dan TV Desa  dimulai pukul 18.30 wib, bertajuk “Sudah Pasang Baliho APBDes, Kok Masih Ada Kades Korupsi?”. Sebagai Host acara  adalah Iwan Sulaiman (Kades iwan) sekaligus pendiri desapedia.id.

Narasumber pertama adalah Indah Wulandari, Pendamping Lokal Desa (PLD) Kabupaten Demak. Indah memaparkan contoh kasus korupsi yang menyeret Kepala Desa kemeja hijau, di mana sebagai Tenaga Pendamping Profesional juga diminta menjadi saksi. Kemudian Indah menjelaskan bahwa posisi pendamping adalah di samping sehingga  jika ada desa yang melakukan kesalahan hanya  bisa memberi warning.

“Di demak ada inovasi transparansi yang dimiliki kejaksaan yaitu aplikasi ‘Desa Waskita’, desa cukup mengunggah berkas ke dalam aplikasi yang bersinergi dengan Inspektorat, hal ini sangat efektif untuk warning, karena terpantau langsung pelaporannya, “ jelas Indah.

Baca Juga |  TEKAD Beri Konstribusi Positif, Sekjen Kemendes: Harus Berkelanjutan dan Diperluas Wilayahnya

Narasumber kedua adalah Bapak Syofian, Ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Provinsi Riau, menjelaskan, transparansi media baliho tidak cukup sebagai informasi karena masih secara umum.

“Banyak Pemerintah Desa yang mengabaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) inspektorat, sehingga ada tiga Kades yang terkena kasus padahal sudah paripurna,”Terang Syofian.

Baca Juga |  Gus Halim Paparkan Penanganan Kemiskinan Ekstrem Secara Virtual

Kemudian Syofian berharap kades seluruh Indonesia mendapatkan edukasi berkelanjutan, karena tidak ada sekolah “per-Kades-an”. Banyak yang menjadi Kades karena orang kaya, tokoh masyarakat, atau artis desa yang tidak paham ilmu pemerintahan.

Kades Desa Sanur Kaja, I Made Sudana, sebagai narasumber ketiga menyampaikan tentang transparansi di desanya. Desa dengan pengelolaan keuangan tujuh miliar pertahun memerlukan upaya pencegahan korupsi dimulai dari tahap perencanaan sudah melibatkan Inspektorat dan Pendamping Desa dalam Penyusunannya, juga BPD berperan penting dalam mengawasi kegiatan yang sudah ditetapkan.

“Inovasi transparansi yang dilakukan adalah Sistem Informasi Desa berbasis web Desa yang selalu di update oleh operator khusus, sehingga masyarakat dapat memantau dengan mudah,” Ungkap Sudana.

 

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 348 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Pusat

Pemerintah Janjikan Teknologi 5G untuk 44% Desa di Indonesia

Kabar Pusat

Mendes PDT Yandri Susanto Bahas Program Dana Desa dengan Mendagri Tito Karnavian

Kabar Pusat

Program Makan Bergizi Gratis: Peluang Emas Bagi BUMDes dan Solusi Stunting

Kabar Pusat

Kepala Desa Sampaikan Aspirasi Terkait Kemiskinan di Istana, Dorong Program Satu Desa Satu Industri

Kabar Pusat

Kemenko PMK Evaluasi Kebijakan Pemberdayaan Perempuan di Desa

Kabar Pusat

Kemendes PDTT Dorong BUMDes dan Koperasi Siap Jadi Mitra Program Makan Bergizi Gratis

Kabar Pusat

Mentan Amran Desak Percepatan Penyaluran Pupuk Subsidi, Ancam Copot Manajer yang Menghambat

Kabar Pusat

Pemerintah Ajak Desa Aktif Tanggulangi Perubahan Iklim