TVDesa – Beijing : Belasan Kepala Desa (Kades) dari berbagai daerah di Indonesia tengah menjalani program benchmarking di China. Salah satu destinasi yang menarik perhatian adalah Pasar Xinfadi, Beijing, pasar induk terbesar di Asia. Kunjungan ini bertujuan untuk menggali potensi pengembangan pasar desa di Indonesia.
Pasar Xinfadi yang modern dan efisien menjadi inspirasi bagi para Kades. Tata kelola yang baik, teknologi canggih, dan volume perdagangan yang sangat besar membuat pasar ini menjadi rujukan bagi pengelola pasar di seluruh dunia. Ari Setiawan, Kepala Desa Krasak, Magelang, mengungkapkan kekagumannya. “Kami berharap bisa menerapkan sistem zonasi komoditas dan pembayaran elektronik seperti di Pasar Xinfadi,” ujarnya.
Potensi Pasar Desa Indonesia
Ari melihat potensi besar untuk mengembangkan Pasar Krasak. Meskipun telah mengalami peningkatan PADes yang signifikan, ia yakin masih banyak ruang untuk perbaikan. “Kami ingin Pasar Krasak menjadi pusat distribusi produk lokal, bahkan produk impor,” imbuhnya.
Fokus Program Benchmarking
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Danton Ginting Munthe, menjelaskan bahwa program benchmarking ini bertujuan untuk mempelajari pembangunan pedesaan dan pengembangan teknologi pertanian di China. “Kami berharap para Kades dapat membawa ilmu yang bermanfaat untuk memajukan desa masing-masing,” katanya.
Kegiatan Selama di China
Selain mengunjungi Pasar Xinfadi, para Kades juga mengikuti berbagai kegiatan, seperti:
- Audiensi dengan pejabat Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan China
- Kunjungan ke Pusat Pengembangan Teknologi Pedesaan
- Mengunjungi desa-desa di Pujiang dan Pengzhou, Provinsi Sichuan
- Melihat langsung pengelolaan pusat penangkaran panda raksasa
Redaksi TV Desa News adalah akun Team Redaksi di Kantor Pusat TV Desa News