Home / Kabar Desa

Minggu, 12 September 2021 - 13:27 WIB

Kalurahan Nomporejo – Kulon Progo Berhasil Keluar dari Status Lokus Percepatan Penurunan Stunting

Aris Nurkholis - Penulis

TV Desa – Kulon Progo: Kalurahan Nomporejo Kapanewon Galur Kabupaten Kulon Progo telah berhasil keluar dari status Lokus Percepatan Penurunan Stunting tahun 2021 di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini terungkap dalam acara Desiminasi Rembuk Stunting yang di laksanakan di Kapanewon Galur pada hari Selasa (7/9/21).

Pada acara desiminasi rembuk stunting tersebut, Aris Nurkholis, M.Pd. selaku Tenaga Ahli P3MD Kabupaten Kulon Progo menyampaikan bahwa pada tahun 2021 ini Kalurahan Nomporejo tidak termasuk 10 kalurahan lokus percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kulon Progo. Kalurahan Nomporejo telah berhasil menurunkan prevelensi stunting di tahun 2020 di angka 11%. Diketahui bahwa Kalurahan Nomporejo sejak tahun 2018 menjadi Kalurahan Lokus yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Lebih lanjut Aris Nurkholis menyampaikan penetapan Lokus Percepatan Penurunan Stunting tahun 2021 ini didasarkan pada beberapa indikator termasuk salah satunya tingkat prevelensi stunting di setiap kalurahan. Sepuluh Kalurahan lokus tersebut ditetapkan melalui SK Bupati Kulon Progo Nomor 244/A Tahun 2021.

Baca Juga |  BUMDes Purnama Dongkrak Ekonomi Desa Loh Sumber Melalui Beras Cap Tugu

Sementara itu, Drs. Sunarya, MM. selaku Panewu Kapanewon Galur menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan konvergensi stunting di Kalurahan se- Kapanewon Galur sudah berjalan cukup bagus. Kegiatan tersebut meliputi intervensi gizi spesifik dan sensitif. Sunarya juga menambahkan bahwa pelaksanaan posyandu di semua kalurahan di Kapanewon Galur per September 2021 ini sudah mulai berjalan melakukan pelayanan namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Data Prevelensi stunting di Kapanewon Galur pada tahun 2020 mampu tembus satu digit yaitu sebesar 9,98%. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Sri Utami Kepala Puskesmas Galur 1 pada acara desiminasi rembuk stunting. Lebih lanjut dr. Sri Utami menyebutkan faktor resiko terjadinya stunting di Kapanewon Galur tertinggi berasal dari keluarga perokok sebesar 33,4%, SPAL terbuka sebesar 28%, kandang dekat rumah dan pola asuh masing-masing sebesar 20%, dan keluarga miskin sebesar 16%.

Baca Juga |  Pesan Kades Taja Mulya pada Upacara HUT Ke 20 Banyuasin

Desiminasi Rembuk Stunting di Kapanewon Galur ini dihadiri oleh perwakilan Kalurahan se- Kapanewon Galur, Kader Posyandu dan KPM, lintas sektor di Kapanewon Galur serta dari dua Puskesmas yang ada di Kapanewon Galur. (ANK)

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 145 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Desa

Sikka Rancang Masa Depan: Musyawarah Desa Tetapkan Prioritas Pembangunan 2025

Kabar Desa

Polsek Talang Ubi Dukung Penuh Pembangunan Desa Sukamaju

Kabar Desa

Pemuda Pulau Punjung Beri Penerangan Baru, Jamaah Masjid Lebih Aman dan Nyaman

Kabar Desa

Ribuan Keluarga di Nagari Cupak Senang Terima Bantuan Beras, Beban Ekonomi Berkurang

Kabar Desa

Pekon Waluyojati Gelar Pelatihan untuk Kelompok Peternak Kambing

Kabar Desa

Wisuda Orang Tua Hebat di Desa Gajah, Bekali Pengasuhan Terbaik untuk Anak

Kabar Desa

Benakat Minyak Rancang Masa Depan, Musrenbangdes Jadi Titik Awal

Kabar Desa

Kosabangsa Sukses! Desa Bleberan Makin Maju dengan Teknologi Hijau