TVDesa – Way Kanan : Kampung Karya Maju, Kecamatan Rebang Tangkas, Kabupaten Way Kanan, tengah berbahagia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-19. Sejak tanggal 18 hingga 22 Mei 2024, berbagai rangkaian acara digelar untuk memeriahkan momen spesial ini. Mulai dari doa bersama, pertunjukan seni budaya, perlombaan, hingga pengajian akbar, semuanya disiapkan untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Kampung Karya Maju, Thomas Alpa Edison, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya perayaan HUT kampung. “Kami sangat bersyukur dapat kembali merayakan HUT kampung bersama seluruh masyarakat. Semoga rangkaian acara ini dapat membawa keberkahan bagi kita semua,” ujarnya.
Puncak acara peringatan HUT kampung akan ditandai dengan acara potong tumpeng pada tanggal 21 Mei 2024. Rencananya, acara ini akan dihadiri oleh anggota DPRD Way Kanan dari Partai Demokrat, Ayu Asalasiah. Kehadiran beliau diharapkan dapat semakin menambah semarak perayaan.
Beragam Kegiatan Meriahkan Perayaan
Selama lima hari pelaksanaan, warga Kampung Karya Maju akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan menarik. Diawali dengan doa bersama pada tanggal 18 Mei, acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni budaya seperti kuda lumping dan berbagai perlombaan pada tanggal 19 dan 20 Mei.
Puncak acara pada tanggal 21 Mei akan diisi dengan pengajian akbar dan potong tumpeng. Selain itu, pada tanggal 22 Mei, akan digelar pesta rakyat sebagai penutup rangkaian acara.
Harapan untuk Masa Depan
Thomas Alpa Edison berharap, melalui perayaan HUT kampung ini, semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat semakin terjalin erat. “Kami berharap Kampung Karya Maju dapat terus maju dan berkembang. Semoga dengan doa dan dukungan semua pihak, cita-cita kita untuk membangun kampung yang lebih baik dapat terwujud,” ungkapnya.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.