TVDesa – Jakarta : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berencana meluncurkan inovasi terbaru untuk mengangkat potensi pariwisata di perdesaan, khususnya di sekitar kawasan Candi Borobudur. Program yang diberi nama “Desa Metaverse Borobudur” ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 19 Mei 2022.
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes), Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Borobudur sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). “Desa-desa di sekitar Candi Borobudur memiliki kekayaan budaya, kerajinan, dan kuliner yang luar biasa. Desa Metaverse ini akan menjadi wadah untuk memperkenalkan potensi tersebut ke dunia maya,” ujarnya.
Konsep Desa Metaverse ini akan menghubungkan sekitar 20 desa di sekitar Borobudur dalam satu platform digital. Masing-masing desa akan memiliki galeri virtual sendiri yang menampilkan produk-produk lokal, seperti kerajinan tangan, makanan khas, dan keindahan alam. Dengan demikian, wisatawan potensial dari seluruh dunia dapat menjelajahi desa-desa tersebut secara virtual dan melakukan transaksi secara daring.
“Kami ingin menciptakan ekosistem ekonomi pariwisata digital yang saling menguntungkan antara desa, pelaku usaha, dan wisatawan,” tambah Budi.
Salah satu keunggulan dari Desa Metaverse Borobudur adalah fitur bilingualnya. Platform ini akan tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris untuk memudahkan akses bagi wisatawan mancanegara. Dengan demikian, diharapkan dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi desa-desa di sekitar Borobudur secara langsung.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.