TVDesa – Demak : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) kembali menggelar lomba desa wisata nusantara. Namun, yang menarik, tahun ini lomba tersebut dipadukan dengan lomba literasi budaya desa. Peluncuran resmi kedua lomba ini dilakukan di Desa Boyolali, Kabupaten Demak, pada Jumat (12/7).
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penambahan lomba literasi budaya desa bertujuan untuk menggali sejarah dan kekayaan budaya yang dimiliki setiap desa. “Dengan lomba ini, kita berharap muncul banyak versi cerita tentang sejarah desa. Hal ini penting untuk memperkaya khazanah budaya kita,” ujar Menteri.
Lebih lanjut, Menteri Halim menekankan pentingnya akar budaya dalam pembangunan desa. Beliau mengajak seluruh desa untuk menggali dan memperkuat akar budaya mereka, agar pembangunan yang dilakukan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur.
“Selama ini, banyak desa yang belum maksimal menggali potensi budaya mereka. Padahal, akar budaya adalah pondasi yang kuat untuk membangun desa yang berkelanjutan,” tegas Menteri Halim.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito, menambahkan bahwa peserta lomba desa wisata nusantara dibagi menjadi dua kategori, yaitu desa yang masih tertinggal dan desa yang sudah maju. Sementara itu, lomba literasi budaya desa terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia.
Bupati Demak, Eisti’anah, menyambut baik inisiatif Kemendesa PDTT ini. Beliau berharap lomba ini dapat mendorong pengembangan desa wisata di Kabupaten Demak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.