TV Desa – Semarang : Pembahasan terkait konvergensi stunting selama ini masih cenderung tentang ibu hamil, pola asuh dan pola kualitas gizi yang baik, dan 1000 hari pertama kehidupan pada anak yang dihitung dari masa kandungan hingga anak mencapai usia dua tahun.
Padahal ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya tentang kesehatan remaja khususnya remaja putri, dimana remaja putri merupakan calon ibu.
Bertepatan dengan hal itu Pemerintah Desa Sumowono Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah menggelar rembuk stunting di balai Desa Sumowono. (18/09)
Berkesempatan hadir pada acara ini, sebagai narasumber ibu Amy Prahesti yang merupakan Ahli Gizi dari Puskesmas Sumowono. Dalam paparannya kali ini lebih mempertajam tentang masalah kesehatan Remaja.
“Perempuan yang pada masa remajanya tidak tercukupi kebutuhan gizinya, dan yang hamil/melahirkan di usia muda, memiliki potensi untuk melahirkan anak yang stunting,” Jelas Ami.
Lanjutnya Ami mengatakan, anemia pada remaja perlu mendapat perhatian. Pasalnya, remaja yang mengalami anemia cenderung akan merasa lemah dan lemas sehingga malas dan lambat dan beraktivitas.
“Kalau saat masa remaja sudah memiliki anemia, maka berpeluang menderita anemia saat hamil (setelah menikah). Kondisi ini akan semakin buruk sebab pada saat hamil dibutuhkan gizi yang lebih banyak. Jika tidak ditangani akan berisiko terjadinya pendarahan saat persalinan, bayi berat badan lahir rendah, dan akhirnya melahirkan bayi stunting,” ujarnya.
Kepala Desa Sumowono, Budiyono dalam arahannya menyampaikan rembuk stunting merupakan salah satu rangkaian pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa Sumowono tahun 2022.
Lebih lanjut Budiyono mengatakan, program pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas dalam penggunaan Dana Desa, sesuai dengan Peraturan Mentri Desa nomor 7 tahun 2021 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, sehingga harus dianggarkan.
“Saat ini Desa Sumowono masih zona kuning dalam hal stunting, maka kedepan perlu menciptakan komitmen bersama dalam mempercepat penanganan stunting, hal ini menjadi penting sebab pencegahan dan penanganan stunting menjadi komitmen pencapaian pemerintah dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” pungkasnya.
Sementara, Pendamping Lokal Desa (PLD) Desa Sumowono, Ahmad Ghufron, ST dalam sambutannya mengatakan, strategi penggangaran konvergensi stunting harus berbasis data. Data tersebut adalah Score Card konvergensi stunting yang di lakukan pendataan oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM) bersama kader kesehatan di desa. Selain itu juga melihat dari hasil rekomendasi pendataan Indeks Desa Membangun (IDM).

“Data tersebut diolah menjadi Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan mengacu pada penerapan layanan konvergensi stunting, dengan sentuhan inovasi akan tercipta anggaran yang proporsional, efektif, dan efisien,” Jelasnya.
Hadir dalam rembuk stunting tersebut, Kepala Desa Sumowono, Ketua TP PKK, Bidan Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Ahli Gizi, Aparatur Desa,PLD, kader Posyandu, Kepala PAUD, PKK, dan Remaja Putri.

DARI DESA, OLEH DESA, UNTUK DESA
Pendamping Lokal Desa TPP Kemendesa
Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang
Jawa Tengah