Dani Mustofa – Way Kanan. Menurut data Kementrian Dalam Negeri ada 8.490 kelurahan dan 74.957 Desa yang ada di Indonesia. Ini artinya ada 8.490 Lurah ASN dan 74.957 Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh warga Desa.
Anda yang terpilih menjadi Lurah atau Kepala Desa adalah putra putri terbaik yang di pilih melalui seleksi ASN atau dipilih secara demokratis oleh warga desa. Mengalahkan kandidat lain yang menjadi pesaing anda.
Ini artinya anda adalah orang pilihan, yang di beri kesempatan lebih untuk memimpin desa. Warga desa anda menggantungkan harapan dan nasipnya kepada anda. Maju dan mundurnya desa sangat bergantung dengan apa yang anda lakukan sewaktu menjabat.
Sebagai kepala desa, tentunya ada banyak kebijakan yang anda buat untuk mendorong kemajuan di desa. Terlebih kepala desa ini di bekali anggaran dana desa yang cukup besar nilainya, ratusan juta, sampai 1 Milyar lebih pertahun.
Dengan dana desa tersebut, kepala desa bisa melakukan program pembangunan yang berdampak di masyarakat. Terlebih di situasi pandemi ini, pemulihan ekonomi warga menjadi sesuatu yang utama.
Kondisi yang terjadi hari ini, rata-rata Kepala desa lebih mengutamakan pembangunan fisik Infrastruktur di desanya. Insfrastruktur berkembang pesat di desa-desa, bahkan ada kepala desa samapai kebingungan mau membangun apa lagi. Sumur bor, rambat beton, siring pasang, jalan kampung dan lainnya semua terpenuhi.
Banyak yang sibuk membangun insfrasstruktur tetapi lupa membangun Sumber daya manusi SDM dan lupa membangun ekonomi desa. Padahal dua pilar pembangunan ini tidak kalah pentingnya.
Ada banyak kisah desa sukses membangun SDM dan ekonomi desa dan ahitnya menjadi desa mandiri. Dengan dana desa, dia bangun Sumber daya manusiannya, dia bangun pariwisata desa, pasar kreatif desa, badan usaha milik desa, sehingga menambah pendapatan desanya, bahkan ada yang melebihi dana desa yang di berikan oleh Kementrian Desa.
Yang paling populer saya ingin bercerita tentang desa Ponggok yang terletak di Klaten, Jawa Tengah, kampung nenek saya, tempat bermain saya waktu kecil.
Desa Ponggok adalah salah satu desa yang sukses mengembangkan pariwisata desany. Kepala desa Ponggok mampu melihat potensi desa dan menjadikannya sumber pendapatan desa.
Desa ponggok memang terkenal dengan sumber mata airnya atau yang biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai umbul. Umbul ini awalnya adalah sumber air biasa, yang oleh masyarakat dijadikan tempat untuk mandi dan mencuci pakaian.
Tetapi di tangan dingin kepala desa Ponggok, Umbul ponggok dijadikan wisata bawah air yang sangat terkenal. Bahkan wisatawan di luar pulau jawapun, ramai berwisata di sana. Dari kejelian sang kepala desa ini ahirnya desa ponggok bisa meningkatkan pendapatan desa mencapai 14 M pertahun, dan ekonomi warga juga tumbuh.
Dari pendapatan desa ini, desa Ponggok secara mandiri bisa melakukan pembiayaan untuk pembangunan desanya secara mandiri. Di bidang pendidikan memberikan beasiswa kuliah, biaya kesehatan gratis untuk warga, pemberdayaan ekonomi warga, pembangunan insfrastruktur dan sumber daya manusia.
Selain desa Ponggok, masih banyak lagi desa lainnya di Indonesia yang memiliki kisah sukses membangun desanya. Ponggok adalah satu dari sekian banyak desa yang dapat kita jadikan contoh, bagaimana membangun ekonomi desa melalui potensi desa yang dimiliki.
Apa yang dilakukan oleh kepala desa Ponggok ini, polanya bisa ditiru oleh kepala desa lainnya yang ada di Indonesia. Kuncinya kejelian melihat potensi desa, ketersediaan SDM yang mumpuni, dan prioritas membangun ekonomi desa. Selain itu lakukan pola ATM (amati, Tiru, dan modifikasi)
Saya yakin, masih banyak potensi desa di Indonesia yang belum terekspos. Maka, salah satu tugas penting kepala desa adalah menggali potensi desanya, dan mengembangkannya.
Jika kepala desa yang ada di Indonesia banyak yang menyadari potensi desanya, dan tergerak untuk mengembangkannya, saya sangat yakin akan banyak tumbuh destinasi wisata desa baru di Indonesia dan ekonomi warga akan tumbuh.
Terlebih di situasi pandemi ini, pemuihan ekonomi warga menjadi yang utama. Menjadi tantangan untuk kepala desa, bagaimana bisa menghidupkan dan menggerakkan ekonomi warga di tengah pandemi.
Selain pembangunan ekonomi, pembangunan SDM juga menjadi prioritas. Karena cara yang paling cepat untuk memajukan sebuah daerah adalah lewat jalur pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan di sebuah daerah, maka kesempatan untuk maju semakin tinggi. Bukan hanya pendidikan formal saja, pendidikan non formal juga sangat penting di desa. Oleh karena itu, menghadirkan pendidikan yang berkualitas juga menjadi tugas dan tanggung jawab kepala desa.
Lahirnya sekolah desa dengan program pelatihan keahlian, pelatihan profesi, pelatihan wirausaha, pelatihan parenting, pelatihan kelompok tani, pelatihan menejemen BUMDES, pelatihan pemberdayaan masyarakat juga menjadi kunci dalam peningkatan SDM.
Kalau 3 pilar pembangunan ini anda lakukan (insfrastruktu, SDM, dan ekonomi), saya yakin desa anda akan mengalami perubahan yang sangat pesat. Dan perubahan itu bisa anda lakukan sebagai Kepala Desa.
Selamat bertugas kepada anda kepala desa, anda adalah putra putri terbaik yang di pilih untuk memimpin desa. Anda memiliki kesemlatan yang tidak dimiliki oleh warga lainnya, maka gunakalah kesempatan itu untuk berbuat kebaikkan lebih banyak kepada warga. Pilihlak kebijakan-kebijakan yang berdampak positif kepada warga. Banyak orang berlomba-lomba menjadi kepala desa, tetapi anda yang terpilih. Maka jangan sia-siakan kesempatan ini, lakukanlah perubahan dan biarlah warga yang akan menilai.
Dani Mustofa
Tokoh muda Way Kanan

Penulis sebagai aktivis pemerhati Desa, tinggal di kampung Bratayudha, Way Kanan, Lampung.
Motto hidup”Sebaik-baik manusia yang bermanfaat untuk orang banyak”
Pulang ke Desa , Membangun Desa