TVDesa – Kebumen : Di masa lalu saat dini hari menjelang, di sepanjang jalan Prembun-Wadaslintang banyak petani berjalan kaki menggendong maupun memikul hasil buminya dengan berbekal ‘upet’.
Upet adalah ‘klari’, daun kelapa kering yang diikat dan dinyalakan sekedar sebagai penerang jalan.
Sampai hari ini kebiasaan tradisional ini ternyata masih ada yang melakukan, namun ditambah dengan yang menggunakan sepeda, motor maupun mobil.
Muara perjalanan para petani ini adalah Pertigaan ‘Krusuk’, pertemuan antara Jalan Wadaslintang dan Jalan Nasional.
Ramainya transaksi antara penjual dan pembeli membuat daerah ini dinamakan ‘Krusuk’ (ribut, ramai, pen).
“Saya jam satu jam dua pagi sudah nunggoni wong tani di sini.” Ungkap Johariyah (44), pengepul hasil pertanian, “Barangnya saya jual kembali ke daerah Wadas, Kaliwiro, sesuai hari pasarannya.”
Seiring dengan tidak diperpanjangnya sewa penggunaan tanah desa untuk terminal di dekat pertigaan Krusuk (Wadaslintang, pen), Pemerintah Desa Prembun berinisiatif mengubah terminal menjadi Pasar Desa.
Peron penumpang terminal diubah menjadi los-los pedagang, ditambah toko-toko yang sudah ada.
“Kita memanfaatkan apa yang ada.” Jelas Slamet Suharno (57) Kepala Desa Prembun, “Kami ingin melebarkan pasar, dan menambah fasilitas.”
Pasar Desa ini beroperasi 24 jam sehari. Pedagang dari berbagai kota setia menunggu bengkoang, sayur mayur, dan aneka hasil bumi lainnya dari para petani.
Di pagi hari penjual makanan menambah keramaian pasar.
Bis-bis antar kota juga masih setia kepada agen bus di dalam bekas terminal tersebut.
Jadilah Pasar Desa Prembun ini hampir seperti Pasar Induk, ramai sepanjang hari.
‘Pulung pasar’ yang dimiliki Pasar Krusuk ini, diharapkan mampu untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) Desa Prembun Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen ini.
Pulung pasar adalah kepercayaan masyarakat Jawa, bahwa suatu tempat diberkahi untuk menjadi pasar yang ramai.
Namun terlepas dari kepercayaan di atas, pertigaan Wadaslintang memang tempat strategis untuk bertemunya penjual dan pembeli.
Dengan keberadaan Pasar Desa Prembun di bekas terminal, diharapkan pertigaan ‘Krusuk’ ini lebih tertata, dan tidak lagi rawan kecelakaan. (Moer)
Penikmat sketsa perjalanan, Pendamping Desa, Tinggal di pedesaan Kebumen Jateng