Home / Kabar Desa

Sabtu, 11 September 2021 - 06:10 WIB

Layangan Sendaren, UFO di Malam Musim Kemarau

019 Murtado - Penulis

TV Desa – Kebumen : Suatu malam cerah penuh bintang di awal September, langit jalan Pituruh – Kebumen seperti dipenuhi cahaya warna warni. Awalnya para pengguna jalan mengira cahaya tersebut berasal dari pesawat UFO (Unidentified Flying Object) yang sedang mengunjungi bumi.

Selain bercahaya obyek tersebut juga mengeluarkan bunyi mendengung.
Ternyata selidik punya selidik cahaya warna warni tersebut berasal dari Layangan (layang-layang) Sendaren. Layangan besar yang terbuat dari rangkaian bambu dan ditutup dengan kertas minyak atau plastik yang mudah terbang.

Dengan konstruksi sederhana dan aerodinamis, jadilah layangan sendaren menjadi produk ‘klangenan’ anak-anak muda pedesaan.

Luasnya lahan sawah yang kering di musim kemarau menjadi ‘bandara’ tempat anak anak muda pedesaan menerbangkan layangan sendaren.

“Kami menggunakan benang kenur untuk menerbangkan layangan, ” Ujar Rodi (24) salah satu anak muda yang sedang berusaha menerbangkan layangannya, “Sehabis maghrib langsung kami panjer semalaman.” Tambah Rodi.

Baca Juga |  Terjun Langsung ke Desa Wisata Tanjung: Belajar Budaya Jawa yang Asli!

Rodi mahir membuat layangan sendaren. Di musim kemarau seperti ini, banyak yang memesan layangan langsung kepadanya.

Sendaren

Menggunakan dorongan angin malam, dilengkapi lampu flip flop yang berkelip, jadilah layangan sendaren mirip pesawat mata-mata yang sedang mengawasi para pengguna jalan di tengah malam hari.

Namun apakah sendaren itu?

Sendaren adalah bambu melengkung berbentuk parabola, dilengkapi dengan gabus bulat di kedua sisi. Gabus ini berfungsi sebagai resonan agar pita yang direntangkan bisa bergetar dan menghasilkan bunyi.

Untuk menerbangkan layangan terkadang sedikit membutuhkan keterampilan. Apalagi untuk layangan yang memiliki ukuran besar dan diterbangkan malam hari.

Ada sedikit perbedaan metode permainan untuk layangan yang terbang siang hari dan malam hari. Biasanya bermain layangan di siang hari mengadu layangan menggunakan benang ‘gelasan’, benang layang-layang dilumuri pecahan kaca agar benang lawan mudah putus, selain itu ada juga yang menyukai adu keindahan bentuk layangan.

Baca Juga |  Dua Desa Tertinggal Sulut di Kabupaten Kepulauan Sangihe

Sedangkan untuk layangan sendaren yang terbang malam hari berlomba siapa yang paling bercahaya dan berdengung. Yang paling seru adalah siapa yang terakhir turun di akhir malam nanti.

Banyaknya minat terhadap model layangan ini, bisa membuat tambahan bagi pengrajin seperti Rodi tadi.

Namun keberadaan Layangan Sendaren di malam hari terkadang dikeluhkan juga oleh sebagian warga masyarakat. Hal ini terjadi apabila layangan sendaren terbang tepat di atas rumah mereka, otomatis akan menjadi susah tidur karena terganggu suara mendengung sepanjang malam dari sendaren. (moer)

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 829 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Desa

Peringatan Bulan Bung Karno Sebagai Momentum Tingkatkan Perempuan Berdaya Untuk Indonesia Raya

Kabar Desa

BLT DD dan Minus (-) H 1 Nagari Silayang

Kabar Daerah

Koperasi desa Merah Putih Resmi Terbentuk di Desa Ilomata

Kabar Desa

Inovasi Desa Sukamakmur: Edukasi Maggot untuk Lingkungan Bersih

Kabar Desa

Randupitu Lawan HIV/AIDS: Edukasi untuk Masa Depan

Kabar Desa

Koperasi Merah Putih Mentawai Siap Geliatkan Ekonomi Desa

Kabar Desa

Gebangbunder Bersinar: Muslimat Plandaan Gelar Pengajian Akbar

Kabar Desa

Keselamatan Tambang Rakyat Karanggupito: Sosialisasi dan Harapan Baru