TV Desa – Kebumen : Suatu malam cerah penuh bintang di awal September, langit jalan Pituruh – Kebumen seperti dipenuhi cahaya warna warni. Awalnya para pengguna jalan mengira cahaya tersebut berasal dari pesawat UFO (Unidentified Flying Object) yang sedang mengunjungi bumi.
Selain bercahaya obyek tersebut juga mengeluarkan bunyi mendengung.
Ternyata selidik punya selidik cahaya warna warni tersebut berasal dari Layangan (layang-layang) Sendaren. Layangan besar yang terbuat dari rangkaian bambu dan ditutup dengan kertas minyak atau plastik yang mudah terbang.
Dengan konstruksi sederhana dan aerodinamis, jadilah layangan sendaren menjadi produk ‘klangenan’ anak-anak muda pedesaan.
Luasnya lahan sawah yang kering di musim kemarau menjadi ‘bandara’ tempat anak anak muda pedesaan menerbangkan layangan sendaren.
“Kami menggunakan benang kenur untuk menerbangkan layangan, ” Ujar Rodi (24) salah satu anak muda yang sedang berusaha menerbangkan layangannya, “Sehabis maghrib langsung kami panjer semalaman.” Tambah Rodi.
Rodi mahir membuat layangan sendaren. Di musim kemarau seperti ini, banyak yang memesan layangan langsung kepadanya.

Menggunakan dorongan angin malam, dilengkapi lampu flip flop yang berkelip, jadilah layangan sendaren mirip pesawat mata-mata yang sedang mengawasi para pengguna jalan di tengah malam hari.
Namun apakah sendaren itu?
Sendaren adalah bambu melengkung berbentuk parabola, dilengkapi dengan gabus bulat di kedua sisi. Gabus ini berfungsi sebagai resonan agar pita yang direntangkan bisa bergetar dan menghasilkan bunyi.
Untuk menerbangkan layangan terkadang sedikit membutuhkan keterampilan. Apalagi untuk layangan yang memiliki ukuran besar dan diterbangkan malam hari.
Ada sedikit perbedaan metode permainan untuk layangan yang terbang siang hari dan malam hari. Biasanya bermain layangan di siang hari mengadu layangan menggunakan benang ‘gelasan’, benang layang-layang dilumuri pecahan kaca agar benang lawan mudah putus, selain itu ada juga yang menyukai adu keindahan bentuk layangan.
Sedangkan untuk layangan sendaren yang terbang malam hari berlomba siapa yang paling bercahaya dan berdengung. Yang paling seru adalah siapa yang terakhir turun di akhir malam nanti.
Banyaknya minat terhadap model layangan ini, bisa membuat tambahan bagi pengrajin seperti Rodi tadi.
Namun keberadaan Layangan Sendaren di malam hari terkadang dikeluhkan juga oleh sebagian warga masyarakat. Hal ini terjadi apabila layangan sendaren terbang tepat di atas rumah mereka, otomatis akan menjadi susah tidur karena terganggu suara mendengung sepanjang malam dari sendaren. (moer)

Penikmat sketsa perjalanan, Pendamping Desa, Tinggal di pedesaan Kebumen Jateng