TVDesa – Sampang : Upaya meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten Sampang masih menghadapi tantangan yang cukup serius. Berdasarkan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Sampang, dari 180 desa yang ada, hanya 53 desa yang memiliki Perpustakaan Desa (Perpusdes). Lebih memprihatinkan lagi, hanya tiga di antaranya yang aktif.
Nurul Kusaini, pustakawan Dispusip Sampang, mengungkapkan beberapa faktor penyebab minimnya Perpusdes yang aktif. “Salah satu kendalanya adalah kurangnya tenaga pustakawan yang membina. Selain itu, pengetahuan pengelola perpustakaan desa juga masih terbatas,” ujarnya.
Minimnya perhatian dari pemerintah desa juga menjadi faktor penghambat. Padahal, keberadaan perpustakaan desa sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan daerah.
Desa Daleman, Ragung, dan Bunten Barat Jadi Contoh
Meski demikian, masih ada beberapa desa yang patut dicontoh, seperti Desa Daleman, Ragung, dan Bunten Barat. Perpustakaan desa di ketiga desa ini terbilang aktif dan menjadi pusat kegiatan belajar-mengajar bagi masyarakat sekitar.
“Keberadaan perpustakaan desa yang aktif di beberapa desa ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dan komitmen yang kuat, kita bisa mewujudkan desa yang lebih cerdas,” tambah Nurul.
Tantangan dan Solusi
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, masyarakat, serta lembaga terkait harus bersinergi untuk meningkatkan minat baca dan mengembangkan perpustakaan desa.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Peningkatan anggaran: Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pengembangan perpustakaan desa, termasuk pengadaan buku, peralatan, dan honorarium petugas.
- Pelatihan pengelola: Pengelola perpustakaan desa perlu diberikan pelatihan yang memadai agar mampu mengelola perpustakaan dengan baik.
- Sosialisasi: Masyarakat perlu diberikan sosialisasi tentang pentingnya membaca dan manfaat perpustakaan.
- Kerjasama dengan sekolah: Perpustakaan desa dapat bekerja sama dengan sekolah-sekolah di sekitar untuk meningkatkan minat baca siswa.
- Pemanfaatan teknologi: Perpustakaan desa dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperkaya koleksi dan memperluas jangkauan layanan.
Pentingnya Literasi untuk Pembangunan
Literasi merupakan kunci utama dalam pembangunan suatu daerah. Dengan membaca, masyarakat akan memperoleh pengetahuan yang luas, meningkatkan kualitas hidup, dan mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
“Mari kita bersama-sama membangun budaya literasi di Kabupaten Sampang agar generasi muda kita menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing,” ajak Nurul.
Team Admin TV Desa News – Jakarta