Home / Opini

Kamis, 4 November 2021 - 14:21 WIB

Makna Hidup dan Citra Diri

Adi Parmadi - Penulis

TV Desa – Bali : Pada masa diberlakukannya Undang-Undang nomor 6 tahun 2014, pendamping desa merupakan nama yang cukup populer. Nama tersebut menunjuk pada suatu profesi yang diakui dapat membantu pemerintah baik dalam menjalankan tugas pokok pendampingan desa maupun pendampingan masyarakat desa

Pendamping desa merupakan salah satu profesi dari tenaga pendamping profesional yang bertugas di tingkat kecamatan. Selain pendamping desa, masih ada pendamping lokal desa yang bertugas di desa dan beberapa yang disebut tenaga ahli yang bertugas di kabupaten/kota, provinsi, maupun di pemerintah pusat

Selain tugas yang menuntut beragam keahlian, hal lain yang menantang dari tenaga pendamping desa adalah peran kehadirannya sebagai representasi dari negara. Peran tersebut melekat dengan sendirinya karena pendamping desa merupakan tenaga ahli yang direkrut untuk menjadi kepanjangan kaki dan tangan pemerintah yang tidak mampu secara intensif hadir di desa-desa

Citra diri seperti apakah yang semestinya dimiliki oleh setiap pendamping desa? Setiap pendamping desa boleh memiliki gambarannya sendiri tentang citra diri pendamping desa. Namun gambaran masing-masing tentang citra diri pendamping desa tentu merupakan gambaran citra diri pendamping desa yang positif.

Baca Juga |  Desa Krenceng Selenggarakan Pelatihan Pengelolaan Pembangunan Desa

citra pendamping desa adalah gambaran tentang “diri” pendamping desa dari perspektif orang lain.. Citra pendamping desa merupakan gambaran ideal tentang diri pendamping desa yang dibangun berdasarkan citra positif dan nilai-nilai konstruktif yang seharusnya diinternalisasi setiap pendamping desa guna bisa menjadi pribadi pendamping desa yang berfungsi sepenuhnya (fully function person).

Seperti yang dituturkan Jero Kadek, panggilan akrab dari I Kadek Suardika “Manusia masih bisa hidup tanpa pekerjaan, tetapi manusia tidak akan bisa hidup apabila dia tidak memiliki Makna Hidup.  Kebutuhan hidup bermakna adalah spiritual yang akan menggairahkan kita dalam bekerja. Inilah sesungguhnya, yang harus dimiliki oleh seorang yang bekerja. Ketika ia sudah menemukan makna hidup dalam bekerja itulah citra dirinya”

Baca Juga |  Warga Tambakasri kab Malang antusias ingin membayar pajak dikawasan lahan garapan hutan

Lebih lanjut Jero Kadek menuturkan “ Untuk sampai kesana, kuncinya adalah dengan mengajukan pertanyaan yang paling esensial” :

Siapa saya?

Untuk apa diciptakan oleh Tuhan?

Untuk apa kita ‘diutus’  oleh Tuhan?

Apa yang bisa saya kerjakan sesuai dengan pekerjaan yang sedang lakoni?

Apa yang sudah diwariskan dalam hidup ( leaving legacy) untuk orang banyak dan alam ini?

“Ketika semuanya sudah terjawab itulah misi suci yang dititipkan Tuhan yang harus kita realisasikan dengan bekerja” ujarnya.

Perubahan untuk menjadi “diri” sejati, menjadi pribadi yang   bermanfaat sepenuhnya, adalah proses yang bergantung pada diri yang bersangkutan.

Proses ini memang “menyakitkan” dibutuhkan keberanian meninggalkan zona nyaman, menuju perubahan yang lebih baik.

Sumber : Kadek Suardika & Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas PD/PLD

 

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 232 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Opini

Kisah Pilu Tragedi tenggelamnya kapal lampara oebubun, antara Takdir Tuhan dan air mata kehilangan

Opini

Untuk Mu Sang Maestro Politik Yang Melegenda Dengan Kotak Kosong
Jalan Veteran

Opini

Perlunya Pengaturan Lalu Lintas di Jalan Raya Veteran Saat Jam Sibuk

Opini

Lima Persiapan Menjelang Ramadhan

Opini

Kepmendes No 3 Thn 2025 : Angin Segar Bagi BUMDes?
Ketua RT 01 RW 02 DN.Mancilan

Opini

Lahan Tidur: Solusi Sederhana untuk Ketahanan Pangan Keluarga
Rekap Status Bumdes per- Kecamatan

Opini

Ketahanan Pangan dan Peran Strategis 20% Dana Desa untuk BUMDes

Opini

Cahaya Zakat: Keajaiban yang Mengubah Hidup Mustahik