TV Desa – Jakarta : Salah satu persoalan yang menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, harus dihadapi desa adalah terus meningkatnya laju urbanisasi. Hal ini berdampak pada ketimpangan pada perekonomian masyarakat. Terkait hal tersebut, Tito mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya memperkuat keberadaan desa. Salah satunya dengan pemberian otonomi desa dengan menerbitkan UU No.6/2014.
“Otonomi daerah di tingkat kabupaten/kota yang sekarang diturunkan ke tingkat desa, ujung ekornya adalah desa itu mandiri, terutama secara finansial,” kata Tito, dikutip dari pers rilis Puspen Kemendagri, Minggu (19/9/2021).
Tito juga menjelaskan, bahwa filosofi pembangunan desa, utamanya adalah untuk menjadikannya sebagai pusat ekonomi baru. Upaya tersebut mutlak dilakukan, sehingga, masyarakat tidak lagi mengandalkan kota, dan terjadi pemerataan pembangunan. Upaya tersebut, diproyeksikan akan mampu membuka lapangan kerja dengan lebih luas, sehingga pada akhirnya, desa menjadi lebih mandiri.
Di sisi lain, Tito mengatakan bahwa dengan otonomi di tataran pemerintah desa diharapkan mampu meningkatkan pendapatan asli desa (PADes). Dengan begitu, desa tidak terlalu bergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat. Tito pun meminta agar kepala desa dapat memahami keinginan pemerintah yakni membuat desa yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Oleh karena itu, spirit ini untuk memperkuat desa ini, betul-betul ditangkap oleh Bapak/Ibu sekalian, ditangkap bagaimana caranya agar membuat desa saya ini bisa mandiri, membuka lapangan kerja, menjadi pusat ekonomi baru,” pungkasnya.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.