TV Desa – Bogor : Kecamatan, memiliki peran yang penting dalam memberi energi dan menyinergikan segala potensi pertanian di desa untuk membangun lumbung pangan masyarakat, baik untuk ketersediaan pangan dalam negeri maupun komoditas ekspor.
“Saya berharap akan terbangun lumbung pangan di tiap kecamatan. Kita akan siapkan anggaran, prasarana, dan sarana produksinya. Kita bisa bayangkan dari 7.230 kecamatan ini memiliki lumbung pangan seluas 100 hektar, Insya Allah pertanian kita pasti semakin kuat,” tegas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat memberikan arahan pada pelatihan pertanian bagi camat seluruh Indonesia di Ciawi, Bogor, Kamis (28/10).
Syahrul menegaskan bahwa kekuatan negeri ini ada di kecamatan untuk mengkoordinasi desa-desa yang ada di bawahnya. Konsepsi program pemerintah terlebih dahulu dimatangkan oleh camat. Semua kebijakan unit desa baru bisa naik ke atas menjadi program kalau dimatangkan oleh camat. Karenanya pemerintahan yang baik dimulai dari peningkatan peran Camat yang baik
“Itulah yang saya tekankan dalam pelatihan pertanian bagi camat seluruh Indonesia, hari ini,” tandas mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini.
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas camat terhadap pertanian Indonesia, sehingga bisa berperan strategis dalam menyukseskan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan secara masif.
Syahrul mengatakan berbagai terobosan dan inovasi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian guna mewujudkan SDM unggul harus terus didorong guna peningkatan produktifitas, kualitas dan kontinuitas produksi pertanian secara nasional.
Kecamatan, menurut Menteri Pertanian, memiliki peran penting dalam memberi energi dan mensinergikan segala potensi pertanian di desa. Hal itu untuk membangun lumbung pangan masyarakat, baik untuk memperkuat ketersediaan pangan dalam negeri, terlebih lagi menghasilkan komoditas pangan untuk ekspor. Oleh karena itu, ini meminta seluruh Camat yang mengikuti pelatihan harus turut melakukan praktek dengan membangun lumbung pangan di wilayah kerja masing-masing.
Pelatihan pertanian bagi camat seluruh Indonesia ini dilaksanakan secara hybrid, online dan offline, dimana 50 camat menghadiri secara langsung, dan 7.230 camat mengikuti secara online.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.