TVDesa – Mojokerto : Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, terus menunjukkan komitmennya dalam membangun Kabupaten Mojokerto dari desa. Tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, namun juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan digitalisasi desa melalui Anjungan Desa Mandiri (ADM).
Dibawah kepemimpinan Ikfina, jumlah desa mandiri di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan signifikan. Jika pada tahun 2022 hanya terdapat 69 desa mandiri, angka ini terus merangkak naik menjadi 150 desa di tahun 2023. Bahkan, hingga saat ini, jumlah desa mandiri telah mencapai 219 dari total 299 desa se-Kabupaten Mojokerto.
“Target kami, tahun ini seluruh desa di Kabupaten Mojokerto berstatus mandiri,” tegas Ikfina. Dengan status mandiri, diharapkan desa mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya secara signifikan.
Desa mandiri, menurut Ikfina, adalah desa yang mampu mengidentifikasi, mengelola, dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal ini akan berdampak pada tercapainya ketahanan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. “Desa mandiri atau desa madya adalah desa yang memiliki indeks desa membangun lebih besar dari 0,8155,” jelasnya.
Salah satu upaya untuk mendukung desa mandiri adalah dengan mengembangkan desa digital melalui ADM. ADM merupakan inovasi pelayanan administrasi desa yang diharapkan dapat memudahkan akses masyarakat terhadap layanan publik. Saat ini, setidaknya ada empat desa yang telah menerapkan ADM sebagai proyek percontohan, yaitu Desa Kumitir, Desa Ngabar, Desa Karangkuten, dan Desa Penanggungan.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.