TV DesaNews. Mentawai.“Sebagai pemimpin desa, capek mulut saya ngomong mengajak masyarakat untuk pertanian yang tangguh dan beradaptasi terhadap perubahan iklim, tetapi tidak berhasil. Saya berfikir, saya akan lakukan sendiri. Sebelumnya, risih juga karena masak kepala desa ke sawah ? tetapi jika tidak saya yang bergerak duluan, bagaimana saya bisa menggerakkan masyarakat, jika dibiarkan bergerak sendiri, mereka tidak tahu. “ begitu cerita Pak Tirje Kepala Desa Saureinu di Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam diskusi berbagi pengalaman antar pemandu Rabu 29 Juni 2022.
“Lalu saya terjun langsung untuk menggarap percontohan di sawah sendiri. Prinsip saya adalah, jika saya untung, saya bersyukur, jika tidak berhasil, saya tidak rugi, karena saya mengerjakan di lahan saya sendiri,,jadi tidak membuat orang lain yang rugi. Saya belajar tentang pertanian tanpa olah tanah yang dilatih oleh Yayasan FIELD Indonesia di Padang. Saya sekarang terapkan. Untungnya adalah, saya dapat belajar dari pengalaman. Saya sekarang memanfaatkan jerami padi untuk mulsa di bedengan dan juga rumput-rumput di bedengan sebagai mulsa, jerami tidak dibakar lagi. Sekarang orang mulai melihat dan bertanya-tanya, apa ini gila ? rumput dipotong di lahan pertanian lalu dikasih rumput lagi,,? Mulai muncul pertanyaan-pertanyaan dari petani sekitar, dampaknya ,,,jerami di sawah sebelah tidak bisa saya minta lagi karena yang punya sawah melakukannya untuk sawah mereka..Saya mulai senang.” Ungkap Pak Tirje.
Apa yang dilakukan oleh Pak Tirje, sekarang menular kepada Pilli. Pilli adalah salah seorang anak muda di desa Saureinu yang merasa tertantang untuk menggerakkan masyarakat bertani yang tangguh iklim. Pilli mengumpulkan anak-anak muda dari SD sampai SMA untuk bersama-sama belajar di lahan pertanian dekat rumah mereka. Tujuan Pilli adalah daripada anak-anak tersebut main hand phone, lebih baik main di lahan pertanian dengan mencoba membibitkan cabe rawit.
Cabe ini akan mereka tanam di bedengan yang sudah mereka beri tutup daun-daunan kering dan batang pisang sebagai mulsanya untuk menjaga kelembaban tanah.***
Direktur Eksekutif LP2M-Sumbar
(Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat)
“Mengakarlah, agar pondasimu kuat”
“Mendalamlah, agar kebijaksanaanmu luas”
by : Felmi Yetti