Home / Kabar Desa

Sabtu, 18 September 2021 - 06:39 WIB

Elegi pengrajin lanting di masa pandemi

019 Murtado - Penulis

TVDesa – Kebumen : Sepagi ini matahari masih berlindung di balik awan. Khoerul Syamsi (43) duduk termangu sambil membersihkan Diesel yang biasa dipakainya untuk memproduksi lanting.

Sudah hampir sebulan mesin made in China ini tidak menyala seiring dengan jarangnya pesanan lanting.

Lanting adalah salah satu produksi unggulan dari Desa Patukrejomulyo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Terbuat dari singkong, lanting original memiliki rasa yang gurih asin.

Khoerul Syamsi dan peralatan usahanya

Selain gurih, untuk memenuhi selera lidah konsumen, pengrajin memodifikasi dan menambahkan beraneka rasa yang lain seperti manis, jagung bakar, balado.

“Sehari tidak kurang dari 1 kwintal singkong saya olah.” Ujar Syamsi sambil menggosok cetakan,”Setelah jadi lenjeran-lenjeran lanting, saya kirim ke tetangga untuk dibikin bulat bulat.”

Baca Juga |  Betung Genjot Kesejahteraan: Dana Desa Optimal Lewat Pendampingan

Syamsi memang berbagi rezeki dengan mempekerjakan tetangganya.Mereka kebanyakan Ibu Rumah Tangga yang jarang memiliki kesibukan.

“Lumayan, kalau se ‘tampah’ saya bayar 5ribu rupiah.” Ujar Syamsi.

Usaha padat karya ini sudah hampir 15 tahun digeluti oleh Syamsi. Namun beberapa waktu terakhir mengalami kemunduran.

“Sudah hampir sebulan ini saya tidak menerima pesanan.” Ujar Syamsi sambil tersenyum pahit. “Biasanya sehari bisa 10 bal saya goreng dan kemas.”

Pangsa pasar lanting aneka rasa Syamsi tidak hanya daerah Kebumen dan sekitarnya. Tapi termasuk DKI Jakarta maupun Yogjakarta.

Namun seiring dengan adanya pandemi COVID 19, apalagi ditambah dengan pemberlakuan PPKM mikro pesanan lanting menurun.

Penurunan daya beli masyarakat, penutupan akses jalan untuk pencegahan penyebaran COVID 19 menjadi pukulan berat untuk usaha kecil seperti milik Syamsi.

Baca Juga |  Andrizal Resmi Dilantik Jadi Wali Nagari Sumpur Kudus, Bupati Titip Pesan Penting

“Lumayan terasa.” Keluh Syamsi, “Apalagi kalau pas harus mencicil pinjaman untuk modal.”

Syamsi berharap ada jalan keluar agar pesanan lanting kembali bertambah.

“Semoga ada Asosiasi pengrajin lanting agar bisa melindungi anggotanya apabila ada keadaan seperti ini. ” Ungkap Syamsi. ” Juga keringanan angsuran kredit.”

Efek dari pandemi COVID 19 banyak memporakporandakan banyak hal. Salah satunya dalam bidang perekonomian.

Semuanya menjadi stagnan, tidak mampu bergerak. Apabila tidak segera dibantu terutama oleh pemerintah, tentu akan segera berada di jurang kebangkrutan.(moer)

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 132 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Daerah

DPRD Deiyai Sahkan Raperda Pemilihan Kepala Desa Serentak

Kabar Desa

Karanggupito Menuju Desa Pintar, Manfaatkan Data untuk Pembangunan

Kabar Desa

Masyarakat PALI Diajak Awasi Penggunaan Dana Desa

Kabar Desa

Polisi dan Petani Bekasi Bersatu Basmi Hama Tikus, Panen Padi Semakin Melimpah

Kabar Desa

Kabar Gembira! Warga Jurang Pelen Segera Nikmati Air Bersih

Kabar Desa

Pelantikan Penjabat Kepala Desa Andongrejo, Jember

Kabar Desa

Kemendes PDT Dorong BUMDes Pringsewu Maksimalkan Potensi Lokal untuk Swasembada Pangan

Kabar Desa

Prestasi Romi Humadri Bawa Berkah bagi Desa Selagik, Lombok Timur