TV Desa – Bangka barat : Para pejabat di Kabupaten Bangka Barat ramai-ramai melakukan aksi borong makanan, Itu dilakukan pada peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41, di Lapangan Parkir Timur Kantor Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (19/10/2021).
Peringatan Hari Pangan Sedunia yang ditandai dengan Gerakan Masyarakat Makan Sayur, Buah, Umbi, Kacang dan Ayam Merawang (Gema Sabuk Amang) itu, dihadiri Bupati Bangka Barat H Sukirman, Wakapolres Kompol Johan Wahyudi, Kasdim 0431/Bangka Barat Mayor Arm K Gurusinga, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bangka Barat.
Gema Sabuk Amang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan tujuan untuk mendorong peningkatan diversifikasi konsumsi pangan masyarakat.
Launching gerakan resmi dituangkan dalam Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 30 Tahun 2018.
Gema Sabuk Amang diharapkan menjadi salah satu strategi peningkatan keseimbangan gizi melalui diversifikasi pangan masyarakat dari produk pangan lokal.
Dalam kegiatan itu, para pejabat terlihat antusias memborong berbagai jenis pangan yang terbuat dari komoditas sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan dan ayam. Makanan tersebut sengaja didatangkan dari seluruh kecamatan di Bangka Barat.
“Saya bersama Forkopimda Kabupaten Bangka Barat antusias memborong makan yang dibawa perwakilan masyarakat dari kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Barat,” kata Wakapolres Bangka Barat, Kompol Johan Wahyudi.
Dia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam melakukan budidaya tanaman sayur dan buah-buahan di lahan yang mereka miliki.
“Sehingga masyarakat bisa sama-sama memanfaatkan lahannya masing-masing di daerah kita, seperti untuk menanam sayur-sayuran, buah-buahan, guna memenuhi pangan yang baik untuk kita semua,” tambah Johan.
Dalam kegiatan itu dilakukan pemotongan tumpeng. Selain forkopimda, Hari Pangan Sedunia juga dihadiri para camat dan Ketua Tim Penggerak PKK se Kabupaten Bangka Barat.
Tinggal di Bangka Belitung, Indonesia.
Setiap detik adalah jejak — demi masa.