TV Desa – Palangka Raya : Pengembangan budidaya ikan lokal menjadi salah satu langkah mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemprov Kalteng di bawah kepemimpinan Gubernur H. Sugianto Sabran sangat berkomitmen dan mendukung kegiatan pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
Peningkatan produksi ikan lokal antara lain melalui pembangunan Kampung Perikanan Budidaya, yang menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan dalam rangkaian pembangunan perikanan budidaya di Kalteng, khususnya pengembangan budidaya ikan lokal khas daerah.
Kampung Perikanan Budidaya ini akan dibangun di Kabupaten Pulang Pisau dengan komoditas Ikan Papuyu (Betok), Kabupaten Kotawaringin Timur dengan komoditas Ikan Jelawat, Kabupaten Kotawaringin Barat dengan komoditas Ikan Toman, Kabupaten Kapuas dengan komoditas Ikan Patin, dan Kota Palangka Raya dengan komoditas Ikan Baung.
Gubernur Kalteng yakin bahwa pembangunan Kampung Perikanan Budidaya ini dapat memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalteng. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran (Kabid Budlahsar) H. Husnudin mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Kadislutkan) Prov. Kalteng saat mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Kampung Perikanan Budidaya melalui aplikasi zoom meeting, di aula Dislutkan Prov. Kalteng, Rabu (2/3/2022).
Turut hadir Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur, perwakilan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat, perwakilan Kepala Dinas Kabupaten Kapuas dan perwakilan Kepala Dinas Kabupaten Pulang Pisau. Dalam kesempatan ini, perwakilan tiap dinas perikanan kabupaten dan kota yang menjadi daerah pengembangan kampung perikanan budidaya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan komitmen dan kesiapan pemerintah kabupaten dan kota dalam mendukung kegiatan tersebut.
Sementara di tempat terpisah, Kepala Dislutkan Prov. Kalteng H. Darliansjah berkomitmen dan mendukung program ini.
“Diharapkan untuk kegiatan pengembangan kampung perikanan budidaya dapat terlaksana sesuai harapan, oleh sebab itu perlu dibuatkan masterplan untuk memperjelas rencana pengembangan agar lebih rinci dan sistematis,” pesan H. Darliansjah.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.