Home / Opini

Senin, 20 September 2021 - 22:34 WIB

Menggantikan Premium, Pertalite Masih Tidak Ramah Lingkungan, Karena Emisinya Masih Cemari Udara

001 Syafridhani - Penulis

Syafridhani Smaradhana – Opini : Sejak 7 September 2021, Premium sudah tidak ditemukan lagi di semua SPBU di Kota Ambon, digantikan dengan Pertalite. Salah satu alasan ditariknya Premium, menurut klaim Pertamina adalah karena Pertalite lebih ramah lingkungan daripada Premium. Benarkah demikian?

Berikut bantahan sekaligus penjelasan Netty Siahaya, Sekretaris Pusat Studi Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Pattimura Ambon kepada TV Desa (20/09).

“Keliru jika Pertamina mengklaim bahwa Pertalite lebih ramah lingkungan dan jadi alasan ditariknya Premium. Pertalite itu jenis RON-90, yang tidak lebih baik daripada Premium yang RON-88, jadi harus ditarik juga, karena tidak memenuhi standar Euro 4,” Jelas Siahaya.

• Dr. Netty Siahaya, M.Si – Sekretaris Pusat Studi Lingkungan & SDA UNPATTI Ambon. 

Siahaya memaparkan bahwa Pertalite nilai oktan hidrokarbon genuine-nya adalah 90, dan normal heptan-nya 10, yang berarti masih di bawah ambang batas aman bagi lingkungan. Emisi yang dihasilkan Pertalite masih besar. Sementara BBM yang aman bagi lingkungan sesuai standar Eropa adalah RON 92, jelasnya.

Baca Juga |  Pastikan BBM Subsidi Tepat Sasaran, di SPBU dipasang Imbauan

Kontribusi terbesar bagi pencemaran udara selama ini adalah dari emisi kendaraan bermotor. Dan itu bisa dikurangi jika BBM yang digunakan menghasilkan gas buangan yang ramah lingkungan. Pertalite masih menghasilkan emisi yang berbahaya bagi lingkungan.

Situasi salah satu sudut kota Ambon (20/09) 
• Situasi terminal angkutan kota Mardika, Ambon (20/09) 

“Selama Pertamina masih menjual Pertalite yang belum memenuhi syarat, Proyek Langit Biru hanya omong kosong belaka, karena sumber pencemaran terbesar, penyumbang emisi terbesar itu dari kendaraan bermotor,” Lanjutnya.

Menurut kandidat Guru Besar UNPATTI Ambon ini, sebagai konsekuensi dari pencemaran udara yang dihasilkan, Pertamina bisa melakukan subsidi silang dengan menanam pohon dari setiap BBM yang terjual. Hal ini demi bisa menjaga keseimbangan alam.

Baca Juga |  Pertamina Bersama Kagama Bersinergi Membangun Desa

Selama ini Pertamina menurut Doktor Kimia lulusan Unhas Makassar ini hanya memberikan CSR-CSR jangka pendek. Dengan keuntungan yang besar sejauh ini, Pertamina harusnya merasa memiliki tanggungjawab, terutama terhadap lingkungan.

“Penanaman pohon dapat mengimbangi polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor, dimana karbonmonoksida (CO) yang dilepas dapat diserap oleh tanaman. Tanaman juga dapat menghasilkan oksigen (O2) yang banyak, sehingga oksigen itu dapat diserap oleh manusia. Jadi fungsi keseimbangan itu harus jalan seperti itu,” pungkasnya.(*)

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 216 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Opini

Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang): Antara Formalitas dan Harapan yang Terkikis

Opini

Warong Wo Lidya: Pusat Inspirasi Pemberdayaan Desa

Opini

Penguatan Soft Skill Ibu-Ibu Kopwan Sri Rejeki Melalui Pelatihan Merajut

Opini

Keripik Ubi Desa Cilembu: Cita Rasa Lokal yang Terkendala Kemasan

Opini

Peran Strategis Pengawas dalam Kemajuan BUM Desa

Opini

Gamifikasi dalam LMS: Meningkatkan Motivasi dan Engagement Aparatur Desa dalam Pelatihan
Ilustrasi by Ketut Subiyanto | Pexels

Opini

Mengenal Lebih Dekat Metode Baca Cepat dan Manfaatnya dalam Pembelajaran Berbasis LMS

Opini

Tantangan dan Solusi Membangun Desa Tertinggal Melalui Pendampingan Desa