Home / Profil

Jumat, 22 Oktober 2021 - 19:46 WIB

Petani Lombok Kukitalu, Tanam 100 Ribu, Jutaan Rupiah Sekali Panen

Largus Ogot - Penulis

TV Desa – Sumba Timur : Setelah anak sulung keluarga Mepi Landilu memperhatikan usaha budidaya lombok masyarakat Kawangu, barulah tahun 2014, keluarga landilu mulai melakukan budidaya lombok, belajar dari kawangu.

“Ketika itu modal awal kurang lebih Rp 100.000 untuk pembelian bibit, selebihnya biaya persiapan lahan dengan menggunakan tenaga sendiri dan peralatan sederhana,” kisah Mepi Landilu, Petani  Lombok disela-sela kegiatan Pemilihan Kader Desa Program TEKAD di Kantor Desa Kukitalu-Tabundung Sumba Timur NTT, Sabtu, 2/10/2021 lalu.

Landilu menuturkan, saat pulang ke kampung membawa bibit, dan dipraktekan di lahan hampir 1 ha. Secara bergantian, keluarga landilu yang beranggotakan 4, rutin bekerja merawat tanaman Lombok,semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

“Kita pernah coba tanam sayur-sayuran juga, tapi masih lebih banyak tanaman lombok,” kisah Mepi landilu.

Panen pertama Mepi landilu di tahun 2014, hampir 10 karung, dijual dengan harga Rp 3.000 per mok dan dalam sebulan 2 kali panen. Sehingga wajar, bila rata-rata penerimaan mereka 2-3 juta rupiah sekali panen, dan lebih sering dapat 3 juta rupiah, tergantung persediaan lombok di pasar. kami juga belum pernah dapat di bawah 2 juta karena setiap penjualan semuanya laku terjual.

“Manfaat paling besar dari hasil usaha lombok ini, adalah urusan adat dan pendidikan anak yang sudah terpenuhi,” ujar Mepi Landalu, yang sekaligus Ketua BPD ini..

Ia mengaku belum memiliki tabungan dari hasil usaha lombok karena banyak pengeluaran keluarga, tapi kedepan, hal tersebut akan dilakukan.

Yohanis Mila Ara, Ketua GAPOKTAN Desa Kukitalu Ketika Memberi Keterangan Kepada TV Desa dan tim Program TEKAD Sumba Timur (2/10/2021). Foto Ferdi Gogi

Beberapa masyarakat, lanjut Mepi, ada yang meniru. Mereka datang pesiar dilokasi kebun keluarga Mepi, sebelum memulai, dan pulang langsung praktik. Di dusun Pangada Hawu misalnya kurang lebih ada 3 orang, namun namun menurut pantauan Mepi, hasilnya belum sebanyak panen mereka.

Pantauan TVDesa bersama Fasilitator TEKAD, Ketua BUMDes di dampingi Kader Desa terpilih dan Pemilik Usaha Lombok di lokasi budidaya  yang letaknya kurang lebih 700 meter dari pusat pemukiman dan pusat pemerintahan desa. Diareal  usaha nampak terlihat tanaman jenis lombok membentang memenuhi areal lahan mencapai 1 ha, ada yang siap panen, ada pula yang sedang berbunga dan masih berumuran 2-3 bulan, letaknya persis di pinggir kali yang dialiri air dengan debit cukup besar. Sementara separuh lahan diapiti perbukitan, kebun kopi dan palawija sedangkan separuhnya lagi sudah dipagari dengan kayu dan bambu.

Baca Juga |  Maksimalkan Unit Usahanya, Bumdes Selo Makmur Mengasah Kreasi Ditengah Pandemi

Dilokasi budidaya lombok, pencetus tanaman lombok Adopura Tanyo (37) tahun kepada TVDesa menuturkan “Saya memulai tanam ini karena melihat orang tanam di Kawangu, mereka jual di pasar, asik saja melihat mereka dapat uang terus dipasar, tertarik dengan itu maka saya buatkan ini di kampung sejak tahun 2014.

Tanyo menjelaskan, saya mengalami perubahan, bisa memenuhi kebutuhan keluarga bahkan sudah beli motor.  Kami sudah merasakan, sangat menyenangkan karena sudah bisa menikmati hasil lombok yang saya tanam sendiri, ujarnya.

Ketika dikonfirmasi mengenai tatakelola lahan, Tanyo mengaku, lahan ini masih milik bersama keluarga kami, namun kami memanfaatkan secara bersama dengan cara membagi petak sesuai jumlah anggota keluarga. Jika ada masyarakat lain yang berminat untuk menekuni usaha yang sama, kami bisa berbagi pengalaman, Ujar Anak sulung Ketua BPD Desa Kukitalu ini.

Pengembangan Usaha dan Pemasaran

TVDesa ketika berbicang-bincang dengan pelaku usaha lombok Mepi Landilu di lokasi usahanya menuturkan, ‘lahan ini sudah penuh dengan tanaman, kita punya keinginan agar ada peningkatan, jelas kita mencari lokasi lain untuk penambahan, apalagi keperluan rumah tangga semakin meningkat.

Landilu mengaku, selama ini ada orang lain yang pesan, namun belum nampak disini, untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi dari luar, saya mau melakukan pengembangan 1,5 Ha yang direncanakan tahun 2021 dengan melakukan persiapan lahan baru’.

Lokasi Kebun Petani Lombok, TVDesa dan Tim Program TEKAD Sumba Timur Berbincang-bincang dengan Petani Lombok (2/10/2021) Foto Ferdi Gogi

Saya sudah merasa tertarik, sehingga ada tekad untuk tanam lombok apalagi caranya jauh lebih mudah, lebih cepat mendapatkan uang, bisa juga tanaman sayur-sayuran, cepat mendapatkan uang, namun masih lebih unggul tanam lombok, sekali tanam bisa dinikmati lebih dari 2 tahun kita panen hasil.

Baca Juga |  Ekowisata Sungai Kupa Mendapat Apresiasi Menparekraf

Selama ini, kami menjual lombok di Kota Waingapu, Pasar Lewa dan Pasar Kecamatan Tabudung, kami secara bergantian yang membawa ke pasar-pasar  itu, saya, anak dan istri, ujarnya .

Tantangan

Landilu menguraikan, kami mengalami tantangan dalam menjalankan usaha ini, kita kewalahan dengan air untuk menyiram, untuk memenuhi kebutuhan air, kita mengairi kebun dengan membuat got, memakai bambu, dan selang bekas yang terbawa banjir dan tersangkut dekat kebun. Kita masih kurang berani untuk koordinasi dengan yang berwenang agar memberi perhatin bagi kita. Harapan saya, agar ada pihak yang bisa membantu mesin pompa air, sehingga bisa memudahkan penyiraman tanaman.

200 Orang, tergabung dalam GAPOKTAN

Yohanis Mila Ara ketua GAPOKTAN Desa Kukitalu, saat diwawancara, kepada  TVDesa.com menjelaskan, kami memiliki kelompok, namanya Poktan Lata Lange yang berdiri tahun 2003, pernah studi banding ke Manado. Poktan Lata Lange  terdapat 32 orang anggota, pada tahun yang sama bertambah 3 Poktan, dan Poktan Lata Lange menjadi kelompok lanjut. ujarnya,

Saat ini lanjut Yohanis, kelompok sudah berkembang menjadi 9 kelompok, semuanya tergabung dalam Gapoktan, dari 9 kelompok tersebut kurang lebih sudah mencapai 200 Anggota. Sebagian besar usaha anggota GAPOKTAN, melakukan usaha tanaman holtikultura, namun yang paling berhasil, usaha lombok dan Sayur-sayuran.

Yohanis mengaku, anak dari ketua BPD yang memulai usaha Lombok di Desa ini, setelah banyak melihat petani budidaya lombok dan wortel di Kawangu. Saat ini mereka panen hingga 2-3 juta rupiah sekali panen dengan kisaran harga 30-50 ribu rupiah per kilogram. Berkat ketekunan anggota GAPOKTAN, tahun 2016 desa kami menjadi salahsatu desa yang diundang untuk menerima penghargaan dari presiden Jokowi, ujar Sekretaris Desa Kukitalu penuh semangat.***

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 193 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Profil

Desa Loh Sumber: Potensi Pertanian Melesat dengan Beras Cap Tugu

Profil

Desa Tuana Tuha: Gula Aren “Guleku” Maniskan Ekonomi Lokal

Profil

BUMDes Segar Sejahtera Sukses Dongkrak Ekonomi Desa Sekuro lewat Pariwisata Pantai Blebak

Profil

Pembuat Tape di Banjarsari: Sebuah Kisah Manis tentang Ketangguhan

Profil

Desa Malinau Kota: Juara Inovasi, Wakili Kaltara di Tingkat Nasional

Profil

Wisata Gumuk Watu, Surga Tersembunyi di Jember

Profil

Pantai Melasti Ungasan: Permata Tersembunyi di Desa Adat

Profil

Desa Sukabumi Boyolali: Kisah Unik di Balik Nama yang Sama