TVDesa – Berau : Sebanyak 65 orang petani di Kampung Pilanjau mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan Herbisida, salah satu bentuk teknologi pertanian yang telah berkontribusi untuk memajukan pertanian, khususnya untuk mengendalikan gulma.
“Tujuan pelatihan untuk mengoptimalkan dampak negatif sekecil mungkin dari penggunaan Herbisida berbahan aktif,” terang Bambang Sujatmiko, Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (FPOPT) DTPHP Berau, dilansir dari berauterkini.co.id, di lokasi pelatihan Kampung Pilanjau, Sabtu (18/5/2024).
Herbisida, sebagaimana disebut Bambang, sangat penting untuk mengendalikan tumbuhan pengganggu pada lahan usaha tani. Namun, dampaknya jika tidak dikendalikan akan terjadi kompetisi makanan, air dan cahaya pada tanaman utama.
“Penggunaan Herbisida yang tidak sesuai dengan SOP atau berlebihan akan menggangu keseimbangan lingkungan,” jelas Bambang.
Tahun 2023, sebanyak 100 orang petani diikutkan dalam pelatihan yang berlokasi di Kampung Campursari.
“Setiap tahun pelatihan ini rutin dilakukan bekerja sama dengan pihak swasta yang tergabung, yaitu ALISHTER,” jelas Bambang.
Pihaknya berharap, pelatihan penggunaan Herbisida dapat bermanfaat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
“Petani sekitar kawasan perusahaan diutamakan menjadi obyek pelatihan,” harapnya.
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (ALISHTER) bersama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau. Pelatihan yang digelar oleh para pelaku usaha industri pestisida terbatas yang dibentuk pada tanggal 8 juli 202 dan diresmikan pada tanggal 26 Oktober 202 tersebut, memang memiliki tujuan utama melaksanakan pelatihan herbisida terbatas parakuat diklorida di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan oenghujung tahun 2023, ALISHTER tercatat sudah melatih petani di 284 kabupaten/kota yang tersebar di 28 provinsi seluruh Indonesia.

Team Admin TV Desa News – Jakarta