TVDesa News – Bengkulu Tengah : Desa Nakau, Bengkulu Tengah, tak hanya menggelar rembuk stunting biasa. Acara yang digelar pada Jumat, 2 Agustus 2024, ini menjadi ajang bagi seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dan melahirkan ide-ide kreatif dalam memerangi stunting desa.
“Hasil dari rembuk stunting ini nanti akan menjadi dasar data dalam pelaksanaan Musdes perencanaan pembangunan Desa tahun 2025,” ujar Medi Perwira Jaya. Pendamping Lokal Desa
Dari paparan Kepala Desa , Puskesmas Kembang Seri hingga arahan Pendamping Lokal Desa, rembuk stunting ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga inkubator inovasi. Peserta, yang terdiri dari berbagai latar belakang, bertukar pikiran dan pengalaman untuk menemukan solusi terbaik bagi permasalahan stunting di desa.
Salah satu hasil yang paling menarik adalah munculnya usulan-usulan kegiatan yang sangat inovatif. Bukan hanya program konvensional seperti penyuluhan gizi, tetapi juga kegiatan yang lebih kreatif dan melibatkan masyarakat secara langsung. Misalnya, lomba memasak makanan bergizi dengan bahan-bahan lokal atau pembentukan kelompok tani organik untuk menyediakan sayur-mayur segar bagi ibu hamil dan balita, makanan berbasis Kearifan Lokal.
kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Nakau ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, mulai dari Puskesmas Kembang Seri,Camat Kecamatan Talang Empat, Ketua Komite Sekolah setempat, Kepala KUA, FLKB, Ketua komite sekolah, Bhabinkamtibmas, Bhabinsa, Pendamping Lokal Desa, Bidan Desa, PKK, KPMD, hingga unsur masyarakat lainnya.
Rembuk stunting di Desa Nakau berhasil menyatukan tekad seluruh lapisan masyarakat untuk melawan stunting. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah antusiasme para ibu-ibu rumah tangga. Mereka tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai inisiator berbagai program yang bertujuan meningkatkan gizi anak.
“Kami ingin anak-anak kami tumbuh sehat dan cerdas,” ujar salah seorang ibu rumah tangga. “Dengan rembuk stunting ini, kami merasa lebih termotivasi dan mendapatkan banyak ilmu tentang pentingnya gizi bagi anak.”
Kisah-kisah inspiratif dari para ibu ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, sangat penting dalam upaya menurunkan angka stunting.
Selanjutnya hasil kesepakatan program prioritas yang disepakati akan BPD sampaikan pada saat Musyawarah Desa Perencanaan Pembangunan Desa dan masuk dalam RKPDesa untuk Kegiatan tahun 2025 nanti.
|TVDesa News|Bengkulu