TV Desa – Bone : Ancaman dampak perubahan iklim kini tengah mengintai desa-desa di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengindentifikasi, sedikitnya ada 6.885 desa sudah berada pada zona sangat tinggi alias sangat rentan.
Ironisnya, angka tersebut sangat kontras dengan jumlah desa yang berada pada level sangat rendah terhadap resiko dampak perubahan klim.
Berdasarkan data pada Sistem Informasi dan Data Indeks Kerentanan (SIDIK) KLHK, jumlah desa yang berada pada level ini hanya tercatat sebanyak 184 unit.
Sedangkan pada zona rentan atau tinggi tercatat 293 desa dan zona rendah tercatat 882 desa. Selebihnya (75.687 desa) berada pada level sedang.
“Yang terbanyak memang berada pada kategori sedang, tetapi bukan berarti bahwa kalau kita tidak berbuat apa-apa akan tetap, tetapi bisa bergeser menjadi sangat tinggi atau tinggi ketika kita melakukan adaptasi dan mitigasi,” tegas Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KHLK, Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc., pada webinar yang dilaksanakan Universitas Air Langga (Unair) Subabaya bekerja sama Universitas Putra Malaysia, Selasa (28/9/2021).
Magister jebolan Rensselaer Polytechnic Institute, New York, USA (1999) ini, tidak merinci nama desa yang berada dalam “zona merah” ancaman dampak perubahan iklim tersebut.
Namun berdasarkan peta sebaran lokasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di Indonesia, bisa jadi sebagian besar berada di Pulau Jawa.
“Lokasinya (ProKlim-red) memang terbanyak di Jawa karena memang sangat rentan, sehingga sudah banyak aksi-aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dilakukan masyarakat,” jelas Tantri.
Berdasarkan catatan mantan Asisten Deputi Adaptasi Perubahan Iklim pada Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLHK ini, jumlah lokasi ProKlim di Indonesia saat ini sebanyak 3.720 lokasi.
Mengatisipasi dampak perubahan iklim, katanya, Presiden Jokowi pada acara Climate Adaptation Summit 2021 yang digelar bulan Januari silam, sudah menetapkan target 20.000 kampung iklim pada tahun 2024 mendatang.
“Bapak Presiden mengharapkan agar seluruh potensi masyarakat digerakkan,” ujar Sri Tantri Arundhati. ***
Penggiat Desa dan Kampung Iklim di Bone Sulawesi Selatan
” Jangan Wariskan Air Mata Kepada Anak Cucu Kita tetapi Wariskan lah Mata Air “