Home / Kabar Pusat

Jumat, 22 Oktober 2021 - 21:59 WIB

Santri Berperan dalam Gerakkan Ekonomi Desa

Redaksi Jakarta - Penulis

TV Desa – Jakarta : Abdul Halim Iskandar menyatakan, santri berperan besar dalam menggerakkan ekonomi desa.  Pondok Pesantren yang sebagian besar berada di tengah-tengah desa mempunyai arti penting secara spiritual, sosial, dan ekonomi bagi warga desa.

“Secara kultural pesantren dan desa seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Sebagian besar pesantren-pesantren berada di tengah-tengah desa. Para kiai pesantren merupakan rujukan utama warga desa jika mereka membutuhkan pandangan terkait masalah spiritual dan sosial. Dewasa ini, pesantren juga menjadi penggerak ekonomi desa,” ujar Abdul Halim Iskandar, Jumat (22/10/2021).

Dia menjelaskan secara spiritual, pesantren menjadi pusat kegiatan-kegiatan keagamaan. Sedangkan makna sosial pesantren melahirkan tokoh-tokoh agama yang berperan penting ditengah masyarakat.

“Kalau mau jujur harus diakui jika salah satu kunci kemajuan desa terletak pada peran aktif kiai maupun santri yang bisa bersinergi dengan masyarakat desa. Jika sinergi ini bisa terus dipertahankan maka kemajuan desa segera direalisasikan,” katanya.

Baca Juga |  Senandung Dewi, Cara Kemenparekraf Kenalkan Sejumlah Desa Wisata

Gus Halim juga mengungkapkan mulai dekade 1970-an, pesantren menjadi pusat inovasi pertanian desa. Bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam pembangunan desa, pesantren kerap memunculkan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Saat itu kerja sama pesantren, dan LSM dalam pembangunan desa bisa menghasilkan berbagai produk pertanian berkualitas mulai dari varietas bibit terbaru, tata cara bercocok tanam mutakhir, hingga pengelolaan usaha tani yang lebih efisien,” ujarnya.

Gus Halim Mengatakan warga desa tidak mudah menerima perubahan. Namun berbagai inovasi baru tersebut mula-mula diterapkan di lahan-lahan pesantren. Saat terbukti meningkatkan hasil panen maka perlahan-lahan inovasi tersebut diterima secara luas warga desa.

“Kami berharap pola-pola tersebut bisa kembali diterapkan dalam arti pesantren menjadi pusat inovasi kemajuan desa,” katanya.

Gus Halim juga mengungkapkan berdasarkan data BPS, pada tahun 2018, ada 28.961 pesantren tersebar di 14.020 desa. Menurutnya pesantren-pesantren ini berpotensi menggerakan sektor ekonomi desa. Biasanya setiap pesantren memiliki lahan atau kolam yang diolah para santri. Tak jarang warga desa turut menggarap lahan-lahan pesantren. Hasil garapan yang berlebih juga dijual ke pasar lokal. Selain itu, pesantren juga menjadi pasar bagi masyarakat desa sekitar pesantren.

Baca Juga |  Pertama di Riau, Desa Pasir Kemilu Terapkan Surat dan Tanda Tangan Elektronik

“ini pasti, sekitar pesantren pasti tumbuh subur usaha-usaha masyarakat, mulai dari penjual makanan, pakaian, alat tulis, kitab, dan semacamnya, semuanya untuk kebutuhan santri,” ujar santri.

Lanjut Gus Halim, Pesantren menopang pencapaian tujuan SDGs Desa ke-4: Pendidikan Desa Berkualitas, serta tujuan SDGs Desa ke-18: Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.

“Dengan demikian, pesantren dan santri adalah penyangga kualitas SDM, menggerakkan ekonomi desa, pesantren menunjang dinamika kelembagaan desa dan menopang budaya desa”, ujarnya.

Follow WhatsApp Channel tvdesanews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 17 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kabar Pusat

Kadin Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Desa melalui Investasi Berdampak

Kabar Pusat

Standarisasi Keuangan BUMDesa Jadi Kunci Pengembangan Bisnis

Kabar Pusat

Pemerintah Pusat Suntik Dana Tambahan untuk Desa Produktif

Kabar Pusat

PPI: Pembangunan Desa Cerdas dan Inovatif sebagai Kunci Kemajuan Indonesia

Kabar Pusat

Produk Kopi Lokal Semarakkan Dieng Culture Festival: Cara Sederhana Perkenalkan Kopi Khas Dieng Kepada dunia

Kabar Pusat

DPR Tekankan Pengawasan Penggunaan Dana Desa untuk Pembangunan Desa

Kabar Pusat

DPR Soroti Keterbelakangan Infrastruktur di Desa, Dorong Percepatan Pembangunan

Kabar Pusat

Presiden Jokowi Sebut Telah Membangun Indonesia dari Pinggiran, Desa, dan Daerah Terluar