TVDesa – Semarang : Ada cara unik dan menyenangkan untuk merayakan Hari Bumi, Hari Pendidikan Nasional, dan Hari Jadi Kota Semarang ke-478 tahun ini. PKBM EduHouse, sebuah komunitas belajar yang mengusung konsep sekolah nol sampah di Semarang, menggelar serangkaian kegiatan bertajuk “Tumbuh Lestari, Belajar Sepenuh Hati” selama sepekan penuh, mulai 9 hingga 14 Mei 2025.
Lebih dari sekadar perayaan, kegiatan ini menjadi ajang penting untuk menanamkan kesadaran cinta lingkungan sejak usia dini, melibatkan tidak hanya anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga. EduHouse mengajak komunitasnya untuk beraksi nyata menjaga bumi melalui pendekatan yang penuh kegembiraan, terbuka untuk semua, dan sarat akan nilai pendidikan.
Salah satu momen istimewa adalah kemping keluarga yang diadakan di tengah keindahan Bumi Perkemahan Kalipasang, Taman Nasional Gunung Merbabu, dari tanggal 9 hingga 11 Mei 2025. Di sini, para keluarga diajak untuk benar-benar menyatu dengan alam, belajar langsung tentang pentingnya keberlanjutan, dan mempraktikkan gaya hidup dengan minim sampah. Bayangkan, menghabiskan akhir pekan di alam terbuka sambil belajar bertanggung jawab pada lingkungan!
Di hari yang sama, Jumat (9/5), suasana sekolah nol sampah EduHouse di Wonotingal, Candisari, juga dipenuhi keceriaan dalam kegiatan “Berkah untuk Bumi”. Anak-anak bersama keluarga antusias mengikuti berbagai aktivitas menarik seperti plogging (memungut sampah sambil berlari), belajar mencuci dan memilah sampah plastik dengan benar, mendonasikan barang bekas yang masih layak, hingga mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan sesi mendongeng yang inspiratif dari Seri Keluarga Panik berjudul “Banyak Sampah, Banyak Masalah”. Melalui cerita yang menarik dan mudah dipahami, anak-anak diajak untuk menyadari betapa pentingnya mengatasi krisis iklim.
Menurut Linggayani, sosok inspiratif di balik PKBM EduHouse, kegiatan ini adalah wujud nyata dari pendidikan kontekstual yang terintegrasi dengan nilai-nilai pelestarian lingkungan. “Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap bumi yang menjadi rumah kita bersama. Tindakan sederhana seperti memilah sampah, menanam pohon, atau membawa tempat makan sendiri adalah bagian dari pembelajaran yang sangat berarti dan memberikan dampak positif,” tuturnya dengan penuh semangat.
Tak berhenti di sekolah, EduHouse juga mengajak para keluarga untuk melanjutkan aksi cinta bumi di rumah masing-masing melalui gerakan #EduHouseCintaBumi. Gerakan ini mendorong praktik-praktik sederhana namun berdampak besar, seperti menghemat penggunaan listrik dan air, menanam tanaman pangan di pekarangan rumah, hingga mencoba menggunakan transportasi umum sebagai alternatif.
Sari, salah satu orang tua murid yang ikut serta dalam kegiatan “Berkah untuk Bumi”, mengaku sangat terinspirasi dengan inisiatif EduHouse. “Anak saya jadi lebih bersemangat untuk memilah sampah di rumah. Kegiatan seperti ini membuat kami sekeluarga ikut belajar dan menyadari bahwa mencintai bumi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan bersama,” ungkapnya dengan antusias.
Melalui program-programnya yang inovatif dan menyentuh, PKBM EduHouse sekali lagi menegaskan posisinya sebagai pelopor sekolah ramah lingkungan di Semarang. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mempraktikkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga lestari bagi generasi mendatang.
Christian Saputro

Nobody Perfect
and I am Nobody