TVDesa – Kab. Solok : Suasana Aula Kantor Walinagari Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, pada Senin (11/10/21) begitu semarak. Warga dari berbagai kalangan tumplek blek mengikuti sosialisasi tentang Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Acara ini seolah menjadi angin segar bagi masyarakat Tanjung Bingkung yang ingin memajukan perekonomian desa.
Zulherius, Kasi Kesra Kecamatan Kubung, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran BUMNag dalam pembangunan desa. “Bumnag ini seperti motor penggerak ekonomi kita. Jangan anggap remeh, ya! Dengan BUMNag, kita bisa manfaatkan potensi yang ada di desa kita untuk kesejahteraan bersama,” ujarnya dengan semangat.
Senada dengan Zulherius, Walinagari Tanjung Bingkung, Mardanus, juga sangat antusias. “BUMNag ini sejalan dengan program prioritas Bupati kita, Pak Epyardi Asda. Beliau sangat mendukung upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, khususnya melalui BUMNag,” jelas Mardanus.
Sosialisasi yang dipandu oleh Yusrizal, seorang narasumber yang piawai, berlangsung dengan santai namun tetap informatif. Yusrizal berhasil membuat suasana menjadi hidup dengan gaya bicaranya yang khas. Peserta pun antusias bertanya tentang berbagai hal terkait BUMNag, mulai dari proses pendirian hingga pengelolaannya.
“Saya jadi paham banget nih, ternyata BUMNag itu penting banget buat kemajuan desa kita,” ujar salah seorang peserta sosialisasi.
Setelah sosialisasi, Pemerintah Nagari bersama Badan Permusyawaratan Nagari (BPN) Tanjung Bingkung langsung menggelar rapat terbatas. Dalam rapat tersebut, mereka membahas langkah-langkah konkret untuk mendirikan Bumnag. Targetnya, BUMNag Tanjung Bingkung sudah bisa beroperasi dan terdaftar di Kemenkumham pada tahun yang sama.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan dari berbagai pihak, masyarakat Tanjung Bingkung optimis bahwa BUMNag akan menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan desa. Mereka berharap, BUMNag tidak hanya sekadar badan usaha, tetapi juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkreasi dan berkontribusi dalam pembangunan desa.
Belajar itu tak kan mengenal waktu,jarak,usia ..semua nya bisa dijadikan sumber ilmu,”Alam Takambang dijadikan Guru “demikian pepatah Minangkabau. Motto seorang pemberdaya adalah semua guru dan semua murid….belajar menerima sebuah kenyataan “