TV Desa – Semarang: Talas Beneng kini tengah naik daun. Mulai dari umbi, daun, hingga pelepahnya bisa menjadi pundi-pundi uang. Dan, pasar luar negeri pun siap menampung semua produksi dengan harga cukup menggiurkan.
Kristiyono, Kepala Desa Ngadikerso Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang, melihat potensi ekonomi dari budidaya talas beneng yang dapat dijadikan sebagai modal dalam melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Desa Ngadikerso.
Kristiyono Menyampaikan, tanaman umbi dengan nama latin Xanthosoma undipes ini hampir seluruh bagian dari tanaman ini bisa menghasilkan uang. Daun saja dibandrol dengan harga 2 (dua) sampai 3 (tiga) dollar perkilo daun kering. Setara dengan Rp. 28.000 sampai dengan Rp. 42.000 per kg (kurs Rp. 14.000 / 1 USD). Ia berharap daun talas dapat menjadi salah satu komoditi yang dapat ditanam di tanah – tanah tidak produktif di Desa Ngadikerso.
“karena budidayanya sangat mudah, Saya sengaja memberi contoh kepada masyarakat dengan mengawali menanam, dengan begitu diharapkan para petani dapat terketuk dan bergerak bersama mendukung ketersediaan daun talas dari Desa Ngadikerso dan tentu ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat,” kata Kristiyono, Rabu (8/9).
Tak hanya hitung hitungan di atas kertas, Kristiyono sendiri sudah merasakan hasilnya. Bermula sekitar empat bulan lalu saat ia mencoba menanam talas beneng, di atas lahan seluas tiga hektar. “Sekarang hasil panennya mencapai 2,5 kuintal (250 kg-red) daun basah,” ujar Kristiyono.
“daun basah ini kita bawa kepengepul untuk dikeringkan dengan oven, 10 kg daun basah akan menyusut menjadi 1kg daun kering, karena jika dijual basah perkilogram hanya seribu rupiah.” jelasnya.
Di Kabupaten Semarang ia sudah memiliki eksportir pengepul tetap yang menampung hasil dari talas beneng ini. Eksportir itu mengolah daun menjadi bahan setengah jadi, kemudian di ekspor.
“Budidaya tanaman talas beneng ada dua manfaat keuntungannya disamping daun yang bisa di jual dengan harga yang bagus, umbinya juga bisa di jual dengan harga yang sangat lumayan tinggi, harapanya saya tidak hanya di ngadikerso saja, tapi di desa lain di Kecamatan Sumowono ikut mengembangkannya” tegasnya.
“Hampir tidak ada yang terbuang sama sekali dari tanaman talas beneng ini, untuk tangkainya bisa di jual atau dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak semuanya bisa memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat,”.pungkasnya.
Kristiyono menegaskan, sebagai kepala desa beliau mengikuti falsafah Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu adalah “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut wuri handayani,”.
DARI DESA, OLEH DESA, UNTUK DESA
Pendamping Lokal Desa TPP Kemendesa
Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang
Jawa Tengah