TVDesa – Surabaya : Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus mengintensifkan upaya pencegahan radikalisme di tingkat akar rumput. Melalui pelatihan yang secara rutin diselenggarakan, tiga pilar pemerintahan desa dan kelurahan, yakni Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Kepala Desa/Lurah, diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menangkal penyebaran paham radikal.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol. Wawan Ridwan, mengungkapkan bahwa modus operandi kelompok radikal semakin canggih dan adaptif. Mereka pintar membidik kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja. “Oleh karena itu, kita perlu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan khusus kepada para petugas di lapangan agar mereka dapat mengenali tanda-tanda radikalisme sejak dini,” tegasnya.
Pelatihan yang digelar BNPT di Surabaya dan sekitarnya ini menyasar wilayah dengan Indeks Risiko Terorisme (IRT) yang cukup tinggi. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman mendalam tentang ideologi radikal, teknik deteksi dini, hingga strategi komunikasi yang efektif untuk menangkal narasi-narasi radikal.
“Tidak hanya sekadar memberikan materi, pelatihan ini juga dirancang untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara tiga pilar. Sebab, pencegahan radikalisme membutuhkan kerja sama yang solid dari seluruh komponen masyarakat,” tambah Wawan.
Mengapa Tiga Pilar Desa Penting?
Tiga pilar desa memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di tingkat lokal. Mereka memiliki akses langsung ke masyarakat, sehingga lebih mudah mengidentifikasi potensi ancaman dan memberikan solusi yang tepat. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka diharapkan mampu:
- Mendeteksi Tanda-Tanda Radikalisme: Melalui pelatihan, para petugas dapat mengenali perubahan perilaku yang mencurigakan, seperti sikap intoleran, kebencian terhadap kelompok tertentu, atau perubahan gaya hidup yang drastis.
- Membangun Komunikasi yang Efektif: Mereka dapat berkomunikasi dengan masyarakat secara persuasif untuk menangkal pengaruh paham radikal dan membangun kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan.
- Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat: Dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan positif, mereka dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan toleran.
Tantangan dan Harapan
Meskipun upaya pencegahan radikalisme terus dilakukan, tantangan yang dihadapi masih cukup kompleks. Mobilitas masyarakat yang tinggi, perkembangan teknologi informasi, serta kondisi sosial-ekonomi yang tidak merata menjadi faktor yang mempermudah penyebaran paham radikal.
Namun, BNPT optimis bahwa dengan dukungan dari seluruh komponen masyarakat, upaya pencegahan radikalisme akan berhasil. “Kami berharap melalui pelatihan ini, para peserta dapat menjadi agen perubahan di masyarakat dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai,” pungkas Wawan.
Team Admin TV Desa News – Jakarta