TVDesa – Bantul : Dalam upaya mewujudkan Bantul Bersih Sampah 2025, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Pemerintah Kabupaten Bantul meluncurkan sebuah inovasi pengelolaan sampah di Desa Murtigading, Kecamatan Sanden. Peresmian laboratorium pengelolaan sampah ini dilakukan pada Kamis, 2 Juni 2022, menandai langkah maju dalam penanganan masalah sampah di daerah ini.
UAD berkontribusi dengan menghibahkan sejumlah alat pengelolaan sampah yang canggih namun ramah lingkungan. Alat-alat tersebut, seperti konveyor, pengayak, dan alat pembakar sampah, dirancang untuk mengolah sampah rumah tangga secara efisien. Budi Subawa, Kasi Kesejahteraan Desa Murtigading, menjelaskan bahwa alat pembakar sampah yang menjadi sorotan memiliki beberapa keunggulan.
“Alat pembakaran sampah ini sangat efisien dan ramah lingkungan. Proses pembakarannya menggunakan listrik dan gas elpiji, serta menghasilkan sedikit sekali asap. Asap yang dihasilkan pun akan terserap oleh air sehingga tidak mencemari lingkungan,” ujar Budi.
Proses Pengolahan Sampah yang Ramah Lingkungan
Proses pengolahan sampah di Desa Murtigading ini terbilang unik. Sampah rumah tangga yang telah dipilah akan melalui beberapa tahap pengolahan. Setelah melalui proses pembakaran, sisa pembakaran berupa abu dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan batako. Sementara itu, hasil pembakaran organik dapat diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi pertanian.
“Dengan adanya alat ini, kita tidak perlu lagi mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sampah bisa langsung diolah di desa dan menghasilkan produk yang bermanfaat,” tambah Budi.
Tantangan dan Harapan
Meskipun inovasi ini sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Budi mengakui bahwa mengubah kebiasaan masyarakat membutuhkan waktu yang tidak singkat.
“Alat ini dirancang untuk sampah yang sudah dipilah. Jadi, keberhasilan pengelolaan sampah ini sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari rumah,” jelasnya.
Ke depan, diharapkan inovasi ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Bantul dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan demikian, target Bantul Bersih Sampah 2025 dapat tercapai.
Menjemput nasib, seperti yang diprediksikan Roland Barthes dalam bukunya, The Death of the Author (1968), yang meramalkan matinya sang pengarang. Memang, pengarang bisa menghadirkan diri lagi—meski “hanya” lewat dunia maya, yakni media sosial di Internet—namun jika itu ditahbiskan, maka praktik kebebasan atau keleluasaan pembaca dalam menafsirkan suatu karya akan pupus.