TV Desa News, Kab. Sambas – Diiringi dengan rintik hujan, rahmat dari Sang Maha Pencipta di Bandara Supadio Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, kamis 19/8-2021 tetap berjalan sesuai dengan agenda dari kunjungan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia Harvick Hasnul Qolbu. Menurut Harvick ini adalah kunjungan kedua saya di tanah Khatulistiwa. Kali ini saya akan ke Desa Lanom Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas.
Rutenya cukup menantang. Tapi Inshaa Allah tetap semangat karena bakal jumpa teman-teman petani untuk agenda panen padi varietas unggul inpari 35 dan 37, sebagai hasil dari pengembangan penelitian dari Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Kalbar, selain itu ada agenda tanam jeruk dan pengukuhan Petani Muda Berkemajuan (PMB) juga. Ini merupakan Tanda bahwa di Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya yang bulan kemaren saya kunjungi dan Kabupaten Sambas yang hari ini saya kunjungi, siap untuk terus berinovasi. Kami optimis Sambas dan Kubu Raya bisa jadi lumbung padi untuk wilayah Kalimantan Barat. Tetap Semangat!, ucapnya.
Wamentan juga didampingi oleh Bupati Sambas yang baru dilantik beberapa bulan kemaren. Sejak kampanye Pilkada 2020, Satono mengatakan dia sudah sering menyuarakan tentang hasil pertanian di Sambas. Dia ingin, Sambas yang digelar lumbung padi benar-benar nyata. Bukan omongan belaka.
Pada saat setelah selesai acara penurunan Bendera HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 Tahun beberapa hari yang lalu, Satono mengungkapkan, bahwa sekarang kita sedang memaksimalkan Inpres Nomor 1 Tahun 2021, ada sembilan program disitu, salah satunya adalah sektor Pertanian, dan lusa kita akan kedatangan Wamentan RI, dalam rangka panen padi varietas baru yakni Inpari 35 dan 37 satu hektar hasilnya bisa mencapai 7,6 sampai 8 ton, hasil panennya. saya berharap Sambas yang notabene sebagai lumbung padi dan lumbung beras benar-benar ada padi dan berasnya. Saya ingin petani di Sambas bisa panen setahun tiga kali. Karena varietas Inpari 35 dan 37 itu, dari mulai ditanam sampai panen hanya butuh 110 hari, katanya.
“Kita juga mendorong masyarakat untuk menanam durian, alpukat, jagung, pinang, kopi, pisang kepuk, dan lain-lain,” sambungnya. Satono melihat, Sambas punya potensi yang luar biasa sekali disektor pertanian. Karakter masyarakat yang rajin bercocok tanam, harus didukung dengan ketersediaan sektor hilir dari pemerintah daerah. Tujuannya supaya masyarakat yakin, apapun yang ditanam dapat bernilai ekonomi.
“Sambas ini luar biasa, dilempar apapun hidup. Saya tahu betul masyarakat Sambas rajin sekali. Sekarang problem kita adalah sektor hilir. Mudah-mudahan saya dan Pak Wakil dan DPRD bisa mengemas sektor hilirnya,” katanya.
Satono ingin dua tahun kedepan, masyarakat Sambas berhasil menjadi produsen hasil pertanian. Dia juga berharap beras masyarakat Sambas ada di toko retail agar bisa mendongkrak putaran ekonomi petani. Selain itu, dia juga menghendaki agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) mengkonsumsi beras lokal.
Tahun 2022 atau 2023 Sartono ingin sektor pertanian di Kabupaten Sambas sudah berproduksi bersar-besaran. Beras menjadi beras unggulan di pasar retail seperti Indomaret dan Alfamart. “Semua pegawai wajib mengkonsumsi beras dari petani Sambas. Ini sebuah kekuatan ekonomi rakyat yang luar biasa, saya yakin Sambas ke depan Berkemajuan”, pungkasnya.
Selain itu menurut salah satu petani yang tergabung dalam kelompok Petani Muda Berkemajuan (PMB) Ya’ luqman Nur hakim mengatakan dimedia sosialnya, “Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh petani muda yg menjadi inspirator saya dalam bertani, pengukuhan PMB oleh Wakil Menteri Pertanian bapak Harvick Hasnul Qolbi adalah batu loncatan untuk PMB terus berkarya. Hadiah terindah selama pengabdian 1 tahun lebih di Kabupaten Sambas, semoga kita terus bersama dalam keluarga besar PMB pungkasnya.
One live one body
if it is to be, it is up to me